TASIKMALAYA-Fokusjabar.id: Setelah melalui proses autopsi di RSUD Kabupaten Garut, misteri kematian salah seorang anggota Polsek Singaparna, akhirnya terjawab.
Bripka Iwan Suhendar yang bertugas di Polsek Singaparna itu, meninggal dunia pada Minggu (22/5/2022) dini hari, dengan kondisi beberapa bagian tubuh nampak ganjil.
Kepergian anggota Polsek Singaparna ini, sempat mengundang kecurigaan. Pasalnya, sehari sebelumnya, almarhum dikabarkan dalam keadaan sehat. Kemudian tiba-tiba saja dilarikan RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya, hingga menghembuskan nafas terakhirnya.
BACA JUGA: Inilah 2 Kandidat Calon Ketua Demokrat Tasikmalaya
Pada jenazahnya pun ada tanda yang ganjil. Antara lain di bagian pipi dan leher terdapat lebam berwarna ungu gelap. Nampak seperti bekas benturan keras dengan benda tumpul.
Polres Tasikmalaya kemudian melakukan autopsi untuk mengungkap penyebab pasti Bripka Iwan ini meninggal dunia.
“Kami sudah terima informasi terkait hasil autopsinya. Di antara hasilnya menunjukkan bahwa Bripka Iwan meninggal akibat serangan jantung,” kata Kapolres Tasikmalaya, AKBP Rimsyahtono, Selasa (24/5/2022).
Selain itu terang Rimsyahtono, dari hasil autopsi menunjukkan tidak ada indikasi yang mengarahkan pada tindak kekerasan yang mengakibatkan anggota Polsek tersebut meninggal.
“Memang almarhum ini memiliki riwayat penyakit jantung. Namun hasil visum et repertum lebam pada bagian wajah dan leher berwarna keunguan gelap, akibat dari hipoksia ya karena kurang asupan oksigen,” tutur Rimsyahtono.
Dia menjelaskan, sesaat mendapat informasi adanya anggota Polisi wafat, pihaknya langsung meminta keterangan dari semua pihak.
“Kami gali informasi dan keterangan terkait almarhum. Sampai sehari sebelumnya yang bersangkutan ngapain saja dan ke mana saja, termasuk kami lakukan autopsi,” ujar dia.
Menurutnya, autopsi dilakukan di Garut disesuaikan dengan jadwal dr. Fahmi sebagai dokter forensik. Berdasarkan jadwal, dokter Fahmi ini praktik di RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya setiap hari Selasa, sementara Polres Tasikmalaya butuh kepastian jawaban secepat mungkin.
“Di Kabupaten Tasikmalaya malaya ini kan tidak ada dokter forensik, sedangkan kita butuh bertindak cepat, maka kita bawa ke RSUD Garut,” katanya.
BACA JUGA: Dapat WTP ke 11, Jabar Akan Tetap “Ngabret” Bereskan Rekomendasi BPK
Dia sebut, hasil autopsi itu menjadi kesimpulan sementara terkait penyebab kematian almarhum, yang pada intinya karena penyakit.
“Tetapi proses penyelidikan terus berlangsung. Ada informasi apapun akan kami tampung,” ucap dia.
(Farhan)