Kamis 12 Desember 2024

Perpeloncoan dalam Kegiatan Pramuka di SMAN 1 Ciamis Sudah Jadi Tradisi

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Siswa kelas X SMAN 1 Ciamis diduga mengalami perpeloncoan oleh seniornya dalam sebuah kegiatan Pramuka pada Sabtu (8/1/2022). Dugaan perpeloncoan terjadi saat siswa kelas X mengikuti kegiatan latihan baris berbaris menggunakan tongkat atau pasukan tongkat dalam kegiatan Pramuka.

Buntut dari dugaan aksi perpeloncoan, sejumlah orang tua murid yang tidak menerima anaknya yang mengalami luka lebam dan bekas cakaran di muka. Para orang tua murid pun langsung melapor ke Mapolres Ciamis.

Para orang tua murid menjelaskan, anaknya mengikuti kegiatan Pramuka di sekolah. Saat kegiatan berlangsung, para murid dibentuk untuk membuat sebuah lingkaran setan dan diinstuksikan saling tampar satu sama lain.

“Ada 75 siswa yang ikut kegiatan Pramuka itu, tapi tidak semuanya mau mengungkapkan. Kami hanya mewakili laporan dari 18 siswa, ada juga anak saya yang menjadi korban,” kata salah satu orang tua murid, Mamay kepada wartawan, Kamis (13/11/2021).

Mamay mengungkapkan, kegiatan lingkar setan dilakukan untuk mencari ketua sangga. Kalau anak yang fisiknya kuat, lanjut dia, maka giliran pembina (kakak kelas) yang ikut dalam lingkaran tersebut.

“Anak saya fisiknya kuat, nah masuk lah pembina dalam lingkaran itu. Lalu anak saya dipukul, ditampar sama mereka,” Mamay menerangkan.

Menurutnya, selepas mengikuti kegiatan tersebut, anaknya mengalami sejumlah luka lebam dibagian wajah dan bibir.

Sementara Ketua Dewan Penegak Putra (Pradana) Pramuka Ciung Wanara SMAN 1 Ciamis berinisial J (17) membenarkan adanya kegiatan lingkaran setan. Namun ia menegaskan jika luka cakar dan memar yang didapat murid bukan disebabkan aksi perpeloncoan kakak kelas.

“Itu ditampar sesama teman. Bukan ditampar sama kakak kelas atau pembina,” dia menegaskan.

BACA JUGA: Kehadiran Exit Tol Akan Dongkrak Perekonomian Kota Banjar

Dia menuturkan, kegiatan lingkaran setan yakni membentuk sebuah lingkaran yang masing-masing diisi 10 siswa dengan saling berpegang tangan. Dalam kegiatan itu, setiap siswa akan saling tampar hingga semua siswa mendapatkan tamparan.

“Sebelum melakukan kegiatan, pimpinan sangga atau pinsa bertanya kepada para siswa siapa yang ingin jadi ketua kelompok atau pinsa. Semua murid mengacungkan tangan, lalu dibuat lingkaran setan,” dia menerangkan.

Sebelum dimulai, J mengatakan kepada siswa agar jangan memaksakan diri kalau tidak kuat kena tampar dan diperbolehkan keluar dari lingkaran. Namun, lanjutnya, para siswa tidak ada yang keluar lingkaran.

“Saya sudah kasih tau, kalau enggak kuat boleh mundur. Tapi mereka semua bertekad ingin menjadi ketua dari kelompok nya,” kata dia.

J mengaku, kegiatan itu sudah sering dilakukan dari dulu untuk pembentukan karakter. Dirinya pun mengalami hal serupa saat duduk di kelas X.

“Itu untuk membentuk karakter, dulu juga saya sama seperti itu,” J mengatakan.

(Fauza/Ageng)

Berita Terbaru

spot_img