BANDUNG,FOKUSJabar.id: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) menyelenggarakan dua gelombang Kuliah Kernya Nyata (KKN) Tematik Tahun 2021. Penyelenggaraan KKN Tematik ini dalam rangka mendukung Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang diselenggarakan secara nasional oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
KKN Tematik merupakan bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah masyarakat di luar kampus, yang secara langsung bersama-sama masyarakat mengidentifikasi potensi dan menangani masalah sehingga diharapkan mampu mengembangkan potensi desa/daerah dan meramu solusi untuk masalah yang ada di desa.
Melalui kegiatan KKN Tematik diharapkan dapat mengasah softskill kemitraan, kerjasama tim lintas disiplin/keilmuan (lintas kompetensi), dan leadership mahasiswa dalam mengelola program pembangunan di wilayah perdesaan. Tujuan kegiatan KKN Tematik untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan yang dimilikinya bekerjasama dengan banyak pemangku kepentingan di lapangan serta membantu percepatan pembangunan di wilayah pedesaan.
Ketua LPPM UPI Prof. Dr. H. Dadang Sunendar, M. Hum mengatakan, KKN Tematik saat ini diselenggerakan secara daring dan berbeda dengan KKN tahun lalu. Para dosen dan mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengatur strategi KKN dimasa pandemi Covid-19 ini.
“KKN Tematik tahap I diikuti mahasiswa sebanyak 1500 orang dengan mengambil tema membangun desa melalui bidang pendidikan dan ekonomi dalam impelementasi merdeka belajar kampus merdeka (MBKM),” kata Dadang.
Sedangkan pada KKN tematik gelombang II diikuti 865 mahasiswa dengan mengambil tema literasi, numerasi dan rekognisi MBKM serta pusat prestasi nasional. Melalui kegiatan KKN tematik, diharapkan UPI bersama masyarakat semakin harmonis meski dimasa pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Tingkatkan Profesi Pendidik, Mahasiswa UPI Ikuti Program Kampus Mengajar Kemdikbudristek
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UPI Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A., mengatakan, KKN Tematik Gelombang I Tahun ini tidak mudah, serba terbatas serta terdapat tantangan yang harus dihadapi. Menyampaikan apresiasi kepada Bapak dan Ibu dosen atas dedikasinya bagi dunia pendidikan melalui Program KKN Tematik ini.
Terdapat tuntutan perkembangan saat ini melalui kebijakan merdeka belajar dan kampus merdeka seperti target mahasiswa sesuai kebijakan pemerintah agar mahasiswa harus lulus serta bekerja. “Lulusan bekerja harus diatas UMR, mahasiswa harus berwirausaha yang harus menghasilkan penghasilan diatas UMR serta mahasiswa harus melanjutkan studi. Tantangan bagi mahasiswa bidang pendidikan masih banyak yang mendapatkan penghasilan kurang yang layak,” Didi menerangkan.
Untuk mengejar target tersebut, lanjut dia, dikembangkan kebijakan MBKM yang terdiri dari Program Indonesian International Student Mobility Awards, Kampus Mengajar, Studi Independen, Magang, Membangun Desa (KKN Tematik), Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Proyek Kemanusiaan serta serta Wirausaha. Kegiatan MBKM relevan dengan kegiatan KKN Tematik, sehingga penyelenggaraan KKN dapat sejalan dan beriringan dengan program MBKM.
“KKN dihargai SKS yang lebih tinggi, agar memenuhi 20 sks diluar SKS. Untuk penyesuaian kurikulum bisa dikomunikasikan dengan tim pengembang kurikulum,” kata dia.
Pada kegiatan KKN Tematik Gelombang II, Didi mengatakan, peran penting literasi negara Indonesia. Literasi menjadi perhatian penting dari pemerintah dan mendapatkan penanganan khusus melalui kementerian yang akan fokus pada gerakan literasi national.
“Melalui kegiatan KKN dengan mengirimkan 1500 orang, jika mengajak anak untuk mendongeng, membahas pesan moral dan value dari dongeng, membuat ringkasan, mengajak menceritakan kembali atau membahas berita yang ada di koran radio lalu didiskusikan, anak-anak belajar bertanya dan belajar berdisksusi. Melalui kegiatan ini maka akan meningkatkan kemampuan literasinya. Jika literasi tinggi, maka akan menghasilkan kemampuan yang baik,” Didi memaparkan.
Penyelenggaraan KKN Tematik, kata dia, memberikan sejumlah manfaat bagi mahasiswa dalam membangun desa melalui analisis potensi desa, mengidentifikasi masalah dan mencari solusi untuk meningkatkan potensi dan menjadi desa mandiri. Mahasiswa juga mampu berkolaborasi menyusun dan membuat Rencana Pembangunan Desa bersama berbagai unsur masyarakat.
Pada KKN Tematik ini, mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki secara kolaboratif bersama dengan Pemerintah Desa dan unsur masyarakat untuk membangun desa. Selain itu, KKN Tematik memberikan manfaat yang besar dalam membangun desa dengan memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga dari tenaga terdidik untuk menyusun Rencana Pembangunan desa; membantu perubahan/perbaikan tata kelola desa, memacu terbentuknya tenaga muda yang diperlukan dalam pemberdayaan masyarakat desa; membantu pengayaan wawasan masyarakat terhadap pembangunan desa, serta membantu percepatan pembangunan di wilayah pedesaan.
(Ageng)