SULAWESI,FOKUSJabar.id: Sejumlah siswa terpaksa menyeberangi sungai ketika berangkat sekolah. Sebab, tidak ada jembatan penghubung di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar).
Kejadian miris para siswa itu terjadi di Dusun Sanreko, Desa Tenggelang, Kecamatan Luyo, Kabupaten Polewali Mandar.
Para siswa terpaksa menerobos air sungai yang kerap meluap. Ketiadaan akses jalan lain memaksa anak-anak di dusun ini untuk mengalahkan rasa takut demi menuntut ilmu.
“Tiap hari mesti melewati sungai ini, tidak ada jalan lain, mesti melewati sungai,” ujar salah satu anak, Mariana, Selasa siang (7/9/2021).
BACA JUGA: 17 Tahun Kasus Munir Stagnan, Bukti Perjuangan HAM di Indonesia
Mariana mengatakan, tidak jarang dirinya gagal melanjutkan perjalanan menuju sekolah lantaran pakaian yang dikenakan basah saat mencoba menyeberangi sungai yang kerap meluap.
Warga lainnya, Nurjannah mengaku kesulitan mendapatkan sembako saat air sungai meluap.
“Kalau musim hujan, kita tidak bisa ke mana-mana. Kalau tidak ada beras di kampung, kita menderita, biasa saya mencoba lewat pakai motor, tapi sering jatuh, ” kata Nurjannah, seperti dilansir Detik.
Nurjannah mengatakan, dulu pernah ada jembatan yang menghubungkan kedua sisi sungai selebar lebih-kurang 7 meter ini. Namun keberadaan jembatan hancur akibat terjangan banjir.
“Jembatannya dulu ada. Baru satu tahun berjalan, (jembatan) hanyut, sudah sangat lama, tidak pernah diperbaiki,” terangnya.
BACA JUGA: 71 Siswa Kader Adiwiyata Ciamis Jadi Role Model Pola Hidup Bersih
Dia berharap pemerintah segera membangun jembatan penghubung untuk mengatasi kesulitan yang dirasakan warga, khususnya anak-anak yang hendak ke sekolah.
Menurut dia, anak-anak di daerah ini juga harus berjalan kaki sejauh 1,5 kilometer untuk sampai ke sekolah.
“Semuanya mesti melewati sungai ini. Kalau deras arus, tidak bisa menyeberang. Terkadang anak-anak terkendala ke sekolah, biasa basah-basahan, orang tua juga harus berjaga-jaga, ada yang memikul anaknya untuk seberangi sungai. Tidak ada jalan lain, dari kampung ke sekolah, sekira 1,5 kilometer, ditempuh dengan berjalan kaki, ” kata dia.
(Agung)