BANDUNG,FOKUSJabar.id: Belalang merupakan serangga Herbivora dari subordo Caelifera dalam Ordo Orthoptera.
Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies biasanya dihasilkan dengan menggosokkan Femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi) atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang.
Serangga ini umumnya bersayap walaupun sayapnya kadang tidak dapat digunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan.
BACA JUGA: 8 Manfaat Daging Kelinci, Salah Satunya Tingkatkan Vitalitas Pria
Belalang lebih menyukai kawasan alam terbuka yang lembah dengan banyak rumput serta tanaman rendah lainnya, meskipun beberapa spesies lainnya hidup di hutan ataupun hutan blantara.
Beberapa lainnya berada di tebing, tanah dan bebatuan lembap berlumut dan mengonsumsi lumut. Banyak spesies belalang yang hidup di padang rumput sering menyerang ladang petani sekitar.
Populasi belalang yang berlebih akan sangat merugikan petani jika menyerang tanaman di perkebunan.
Berikut 10 Fakta Unik Belalang:
- Grasshoper dan Locust Satu Jenis
Ketika membahas tentang belalang (grasshoper) mungkin Anda akan teringat ketika menangkapnya di halaman belakang atau di taman yang luas.
Namun, ada satu spesies lain bernama Locust yang muncul sebagai wabah yang menghujani tanaman dan melahap setiap tanaman yang terlihat.
Baik grasshoper dan locust adalah anggota dari ordo serangga yang sama. Kedua makhluk tersebut adalah anggota ordo Orthoptera bertanduk pendek, yang dikelompokkan ke dalam subordo Caelifera atau kelompok herbivora pelompat dengan antena yang lebih pendek.
- Memiliki Telinga di Perut
Organ pendengarannya tidak ditemukan di kepala, melainkan di perut. Sepasang membran yang bergetar sebagai respons terhadap gelombang suara terletak satu di kedua sisi bagian perut pertama, terselip di bawah sayap.
Gendang telinga yang sederhana ini disebut organ timpanal, yang memungkinkan serangga ini mendengarkan nyanyian dari sesama Belalang.
- Bisa Mendengar Namun Tak Bisa Membedakan Nada dengan Baik
Seperti kebanyakan serangga, organ pendengaran belalang berstruktur sederhana. Mereka dapat mendeteksi perbedaan intensitas dan ritme, tetapi tidak dapat mendeteksi nada.
Suara yang dinyanyikan si jantan tidak terlalu merdu, namun ini merupakan hal yang baik karena sang betina tidak peduli apakah dapat membawakan lagu atau tidak.
Setiap spesies menghasilkan ritme khas yang membedakan lagunya dari yang lain , yang memungkinkan jantan dan betina dari spesies tertentu saling berhubungan untuk menemukan satu sama lain.
- Membuat Musik dengan Stridulating atau Crepitating
Kebanyakan saat melangkah (stridulating), mereka menggesekkan kaki belakang ke sayap depan untuk menghasilkan nada khas mereka.
Pasak khusus di bagian dalam kaki belakang berfungsi seperti instrumen perkusi saat bersentuhan dengan tepi sayap yang menebal.
Kemudian, juga bisa bersuara dengan pita di sayapnya yang saling bergesekan (crepitating) dengan keras ketika mengepakkan sayapnya saat terbang.
- Melemparkan Dirinya Sendiri ke Udara
Jika Anda pernah mencoba menangkapnya, pasti mengetahui seberapa jauh belalang bisa melompat untuk menghindari bahaya.
Kaki belakang belalang berfungsi seperti ketapel miniatur. Sebagai persiapan untuk melompat dengan mengerutkan otot fleksor besarnya secara perlahan, menekuk kaki belakangnya di sendi lutut.
Bagian kutikula di dalam lutut bertindak sebagai pegas, menyimpan semua energi. Kemudian, melemaskan otot kakinya, membiarkan pegas melepaskan energinya dan “melemparkan” dirinya sendiri ke udara.
- Bisa Terbang
Serangga ini memiliki kaki lompat yang begitu kuat, orang terkadang tidak menyadari bahwa mereka juga memiliki sayap.
Serangga ini menggunakan kemampuan melompat mereka untuk memberi dorongan ke udara. Tetapi kebanyakan belalang adalah penerbang yang cukup kuat dan memanfaatkan sayap mereka dengan baik untuk menghindari pemangsa.
- Hancurkan Tanaman Pangan
Seekor saja tidak dapat melakukan terlalu banyak kerusakan, meskipun memakan tumbuhan sekitar setengah dari berat tubuhnya setiap hari. Tetapi ketika berkerumun, kebiasaan makan gabungan mereka dapat sepenuhnya merusak lingkungan, meninggalkan tanaman milik petani yang mati dan orang-orang hidup tanpa makanan.
- Sumber Protein Penting
Pada beberapa negara, serangga ini dikonsumsi sebagai sumber protein. Misalnya di Meksiko bagian selatan, chapulines disukai karena kandungan protein, mineral dan vitaminnya yang tinggi.
Belalang biasanya dikumpulkan saat senja, dengan bantuan lampu atau senter, menggunakan jaring sapu. Selanjutnya dimasukkan air selama 24 jam, kemudian bisa dimakan mentah atau dengan cara direbus, dikeringkan dengan matahari, digoreng, diberi bumbu seperti bawang putih, bawang merah, cabai, diberi perasan jeruk nipis dan digunakan untuk sup atau sebagai bahan pengisi berbagai masakan.
Menu serangga ini cukup melimpah pada pasar-pasar makanan serta kaki lima di Meksiko Tengah dan Selatan.
Pada pasar makanan Tiongkok, masakan serangga ini disajikan menggunakan tusuk sate. Sementara di beberapa negara di Afrika, merupakan sebuah sumber pangan penting selain beberapa jenis insekta lainnya.
Serangga ini menjadi sumber protein dan lemak untuk diet sehari-hari, terutama saat terjadi krisis pangan. Biasanya dimasak sup.
Di Uganda dan beberapa wilayah tetangga disebut nsenene, meskipun sebenarnya merupakan jangkrik rumput.
Pada beberapa negara di Timur Tengah, direbus dengan garam, dikeringkan dengan sinar matahari, kemudian dimakan sebagai makanan ringan
- Hidup Sebelum Dinosaurus
Belalang zaman modern yang hidup saat ini diturunkan dari nenek moyang kuno yang hidup jauh sebelum Dinosaurus menjelajahi Bumi.
Rekaman fosil menunjukkan bahwa belalang primitif pertama kali muncul selama periode Karbon, lebih dari 300 juta tahun yang lalu.
Kebanyakan belalang purba diawetkan sebagai fosil, meskipun nimfa atau tahap kedua dalam gaya hidup belalang setelah fase telur awal, terkadang ditemukan dalam damar.
- Muntahkan Cairan untuk Membela Diri
Serangga ini kerap memuntahkan cairan cokelat sebagai bentuk perlawanan. Ilmuwan percaya perilaku ini adalah alat pertahanan diri, dan cairan tersebut membantu serangga mengusir pemangsa.
(Bambang Fouristian/berbagai sumber)