BANJAR,FOKUSJabar.id: Harga gabah pada musim panen raya tahun 2021 merosot tajam. Kondisi tersebut membuat kehidupan para petani ikut terpuruk sehingga muncul istilah ‘Tukang Tani Tinggal Daki’.
Biasanya, harga gabah dari petani bisa mencapai Rp500 ribu per kwintal. Namun menjelang musim panen raya 2021, mengalami penurunan menjadi Rp420 ribu per kwintal.
Merosotnya harga gabah menjadi keluhan bagi para petani. Termasuk di Kota Banjar, karena nilai harga jual dengan produksi tidak seimbang.
Salah seorang petani di Kelurahan Situ Batu, Hayati mengatakan, merosotnya harga gabah saat ini membuatnya tidak bisa menutupi pengeluaran produksi saat panen raya tahun 2021.
“Pangaos gabah atanapi padi ayeuna merosot, sementawis upah mesin sareng buruh mundak, pangaos pupuk mundak, bade kumaha, aya paripaos tukang tani tinggal daki ayeuna mah (Harga gabah atau padi saat ini merosot, sementara harga upah mesin mahal, pupuk mahal, harus bagaimana ini. Istilahnya, kehidupan petani menanjak sekarang,” kata Hayati, Jumat (19/3/2021).
BACA JUGA: Terendam Banjir, Ratusan Hektar Sawah di Paledah Jadi Kolam Ikan
Ditengah harga gabah yang merosot, lanjut dia, kebutuhan hidup di masa pandemi Covid-19 ini justru meningkat. Dirinya pun berharap pemerintah, khususnya dinas terkait, bisa memperhatikan kondisi yang terjadi.
“Sementawis sagala kaperyogian naraek sadaya (sementara harga kebutuhan saat ini pada naik). Biaya produksi tanam padi, sejak tanam sampai panen itu justru bukan membuat petani untung tapi rugi,” Hayati menegaskan.
“Kondisi seperti ini semakin membuat para petani terpuruk, terlebih bila pemerintah membuka kran impor beras dari luar negeri,” petani lain, Ucu menambahkan.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Banjar, Aswin mengatakan, panen raya tahun 2021 sudah berlangsung dua bulan. Yakni sudah terjadi sejak Februari 2021 lalu.
Terkait rencana import beras, Aswin tidak memberikan komentar. Alasannya, kebijakan impor merupakan kewenangan dari Pemerintahan Pusat.
Meski demikian, Aswin mengatakan jika akhir Februari 2021, Kota Banjar mengalami surplus beras untuk empat bulan kedepan. Jumlah produksi pun mencapai 42.999 ton gabah kering giling (GKG).
“Padi surplus sebanyak 42.999 ton GKG. Jika menjadi beras, sekitar 26.977,57 ton. Ini cukup untuk empat bulan kedepan,” kata Aswin.
(Budiana Martin/Ageng)