BEKASI,FOKUSJabar.id: Gagal mendapatkan izin untuk berlatih di trek sepatu roda Saparua, Kota Bandung, tim sepatu roda Jabar yang disiapkan untuk PON XX memindahkan lokasi training center (TC). Sirkuit sepatu roda di kawasan Grand Wisata, Desa Lambang Sari, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, menjadi pilihan tim sepatu roda PON XX Jabar.
Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Porserosi) Jabar, Erry Sudradjat mengatakan, selama ini tim sepatu roda PON XX Jabar menggelar TC di Kota Bandung sejak setahun lalu. Lokasi yang digunakan pun berpindah-pindah mulai dari area SPOrT Jabar Arcamanik, area Summarecon Gedebage, hingga area stadion GBLA Gedebage.
“Pelaksanaan latihan di lokasi tersebut dilakukan bukan di trek sepatu roda sebenarnya dan sekarang ditutup karena aturan pencegahan pandemi Covid-19. Atlet sebenarnya sangat membutuhkan latihan di trek sepatu roda sebenarnya dan awalnya kami berharap di Saparua,” kata Erry saat ditemui di Sirkuit sepatu roda di kawasan Grand Wisata, Kabupaten Bekasi, Selasa (9/2/2021).
BACA JUGA: Turnamen Pra Musim, Robert Alberts: Jaminan Liga 1
Permohonan izin untuk melakukan latihan di trek sepatu roda Saparua Kota Bandung pun, diakui Erry, sudah dilayangkan kepada pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. Termasuk permohonan perbaikan lintasan sepatu roda eks venue PON XIX tahun 2016 tersebut karena beberapa bagian sudah mengalami kerusakan.
“Tapi kita sama sekali tidak mendapatkan izin untuk menggunakan trek Saparua, termasuk perbaikan lintasan yang sebelumnya direncanakan di bulan Januari 2021 tapi hingga saat ini tidak terlaksana. Maka kita memutuskan pelaksanaan Pelatda Sepatu Roda PON XX Jabar dipindahkan ke Kabupaten Bekasi setelah izin dari pihak setempat kita dapatkan,” Erry menerangkan.
Erry menambahkan, selama menjalani latihan sejak pandemi Covid-19 terjadi, pihaknya selalu menerapkan aturan protokol kesehatan yang ketat. Termasuk pelaksanaan latihan yang akan dilaksanakan di Kabupaten Bekasi.
“Kita sangat ketat dalam penerapan protokol kesehatan. Bahkan atlet, pelatih dan anggota tim lain kita swab test terlebih dulu. Kita pun meminta pihak pengelola di Kabupaten Bekasi agar lintasan hanya digunakan tim Sepatu Roda PON XX Jabar saja, tidak ada atlet lain,” kata dia.
Pelaksanaan latihan di Kabupaten Bekasi, kata Erry, direncanakan digelar sebelum tim sepatu roda PON XX Jabar melakukan TC di Korea Selatan. Namun, jadwal pasti pelaksanaan TC di Korea Selatan tersebut masih menunggu kepastian dari KONI Jabar.
“Kalau pun TC di Korea Selatan batal, maka kita akan berlatih hingga menjelang pelaksanaan PON XX di Papua,” Erry menambahkan.
Meski demikian, pihaknya berharap untuk bisa melakukan TC Pelatda di Kota Bandung. Untuk itu, kata Erry, pihaknya sangat berharap trek sepatu roda Saparua Kota Bandung bisa direnovasi secepatnya dan bisa digunakan untuk persiapan atlet menghadapi PON XX di Papua.
“Kita masih berharap tresk Saparua diperbaiki, karena sayang kalau dibiarkan. Kalau trek di Saparua sudah diperbaiki dan bisa digunakan, kita pun sangat berharap bisa kembali berlatih di Kota Bandung,” kata Erry.
Cabang olahraga sepatu roda sendiri menjadi salah satu andalan Jabar di berbagai even nasional, termasuk di PON. Saat PON XIX tahun 2016, tim sepatu roda Jabar berhasil meraup 5 medali emas dan tiga medali perunggu dari total 18 nomor yang dipertandingkan.
Untuk PON XX di Papua, cabang olahraga sepatu roda akan digelar di Buper Waena, Kota Jayapura. Saat ini, pembangunan venue sepatu roda yang disebutkan akan berstandar internasional sudah mencapai 70 persen dan ditargetkan bisa rampung pada Maret 2021 mendatang.
(Ageng)