BANDUNG,FOKUSJabar.id: Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda ke-92 Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) menggelar musyawarah nasional (Munas) di Hotel Preanger Jalan Asia Afrika Kota Bandung Jabar Rabu (28/10/2020).
Tak hanya itu, KITA juga mengenalkan logo berwarna merah putih kepada publik, logo itu berbentuk boomerang mengarah ke kiri dan titik dua di atas dan bawah ujung panah itu.
“Seperti logo yang dipakai teman-teman, logo ini menarik sekali, disini ada kaya boomerang, siapa yang melakukan kebaikan dia akan kembali pada dirinya tapi sebaliknya siapapun yang menebar hoaks, pesimisme, ancaman, itupun akan kembali pada dirinya,” kata Ketua Umum KITA Maman Imanulhaq.
Menurutnya, dua titik yang ada di logo itu melambangkan sebagai keseimbangan dalam berbangsa dan bernegara.
BACA JUGA: Peringatan Hari Sumpah Pemuda Dispora Kota Bandung Bersihkan Masjid
“Ini juga ada titik merah putih, titik keseimbangan kita, makannya tadi kita berdoa di titik 0 Bandung, kita harus mengnol-kan kembali diri kita menjadi sebuah negara yang yang kuat, dengan sumpah yang baru, spirit yang baru dan dengan semangat gotong royong yang baru,” kata dia.
Maman mengatakan, kehadiran KITA bukan tandingan karena adanya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
“Munas yang bertepatan dengan sumpah pemuda ini sengaja dilakukan untuk menepis anggapan seolah-olah KITA ini menjadi reaksi atas KAMI. Ketika KAMI sudah tidak terdengar lagi, kita tetap berjalan, karena kita tidak berhadapan dengan KAMI,” katanya.
Lebih lanjut Maman mengatakan, Munas ini digelar bertepatan pada Hari Sumpah Pemuda karena Indonesia butuh sumpah baru.
“Munas diadakan Tanggal 28 Oktober, untuk menguatkan kembali bahwa Indonesia butuh sumpah baru, makanya ide besar tentang Munas ini adalah normalitatas baru membutuhkan moralitas baru untuk Indonesia maju,” katanya.
Kehadiran KITA juga menjadi refleksi satu tahun Pemerintahan Joko Widodo dan Maruf Amien.
“Ini juga menjadi refleksi satu tahun Pemerintahan Jokowi Maruf Amien, bahwa yang ada di KITA adalah orang-orang yang mendukung Jokowi Maruf Amin menjadi presiden, setelah Jokowi Maruf Amin menjadi presiden dan wakil presiden itu milik bangsa dan negara, tapi relawan ini terus bergerak dengan bidang-bidang masing-masing,” kata dia.
Meski ada dibarisan Jokowi Maruf-Amin,kata dia, KITA juga memberikan kritik untuk pemerintah demi kemajuan Indonesia.
“Kita kritisi pemerintahan tapi kita lebih ke hal konstruktif, argumentatif dan berdasarkan data dan fakta. Ketika kritik kita sampaikan melalui lembaga resmi seperti DPR dan MPR, maka inilah sinergitas kita bahwa optimisme kita membangun Indonesia maju akan terbentuk dengan sikap gotong royong,” kata dia.
(Yusuf Mugni/Anthika Asmara)