Kamis 12 Desember 2024

Banjir Bandang Sukabumi, 2 Warga Hanyut Ditemukan Meninggal Dunia

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Tiga kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jabar, terdampak bencana banjir bandang yang terjadi pada Senin (21/9/2020) sekitar pukul 17.00 WIB. Banjir akibat intensitas hujan tinggi dan meluapnya aliran Sungai Citarik-Cipeuncit itu mengakibatkan dua orang meninggal dan satu orang hanyut masih dalam pencarian.

“Tiga orang hanyut pada kejadian banjir bandang di Kabupaten Sukabumi. Dua orang ditemukan meninggal dunia yakni Jeje Jured (58) dan Hasim (70), sedangkan satu orang lagi atas nama Adjo masih dalam pencarian,” ujar Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Provinsi Jawa Barat Budi Budiman Wahyu melalui rilis yang diterima FOKUSJabar, Kamis (24/9/2020).

Budi mengatakan, sebanyak tiga kecamatan terdampak banjir bandang tersebut. Yakni Kecamatan Cicurug, Parangkuda, dan Cidahu. Dengan rincian, di kecamatan Cicurug sebanyak lima desa yakni Desa Cisaat (kampung Cipari), Desa Pasawahan (kampung Cibuntu), Desa Cicurug (kampung Aspol), Desa Mekarsari (kampung Nyangkowek dan kampung Lio), serta Desa Bangbayang (Perum Setia Budi).

Sedangkan wilayah yang terdampak di Kecamatan Parungkuda yakni Desa Langensari (kampung Bojong Astana) dan Desa Kompa (kampung Bantar). Sementara untuk Kecamatan Cidahu yakni Desa Babakanpari (kampung Bojong Astana), Desa Podokkaso Tengah (kampung Bantar), Desa Jayabakti (kampung Cibojong), dan Desa Cidahu.

“Akibatnya, sebanyak 210 kepala keluarga (KK) atau 729 jiwa terdampak dan harus mengungsi di rumah kerabat dan tetangganya. Selain menghanyutkan tiga orang yang dua diantaranya ditemukan meninggal dunia, banjir bandang itu pun mengakibatkan 10 orang luka-luka,” kata dia.

Selain korban jiwa, puluhan bangunan pun mengalami kerusakan akibat diterjang banjir bandang. Dengan rincian 72 unit rumah rusak berat, 31 unit rumah rusak sedang, 105 unit rumah rusak ringan. enam unit jembatan penghubung antar desa rusak berat, satu bendungan rusak berat, satu unit pipanisasi air bersih rusak berat, satu unit TPT jebol (embung), dan satu unit musholla rusak.

Dua orang yang ditemukan meninggal dunia, lanjur dia, meripakan warga Kecamatan Cicurug. Termasuk satu orang warga hanyut yang masih dalam pencarian petugas dan 10 orang warga yang mengalami luka-luka.

Di Kecamatan Cicurug sendiri, berdasarkan pendataan pihaknya, terdapat 193 KK atau 668 jiwa terdampak, 101 unit rumah rusak ringan, 30 unit rumah rusak sedang, dan 61 unit rumah rusak berat.

Untuk Kecamatan Parungkuda, yang terdampak yakni satu KK yang terdiri dari 3 jiwa, satu unit rumah rusak berat, dua unit jembatan penghubung desa rusak berat dan satu satu unit musholla rusak. Kemudian di kecamatan Cidahu, 16 KK dengan jumlah 57 orang jiwa terdampak, empat unit rumah rusak ringan, satu unit rumah rusak sedang, 10 unit rumah rusak berat, empat jembatan penghubung rusak berat, dan satu unit TPT jebol (embung).

“BPBD bersama TNI, Polri, BASARNAS, Pol PP, OPD, Relawan dan Masyarakat berupaya melakukan penanganan darurat di lokasi. Baik untuk assesment, pertolongan, penyelamatan, pencarian dan evakuasi, serta pendistribusian logistik,” kata Budi.

BACA JUGA: KPU: Inilah Nomor Urut Pasangan Cabup-Cawabup Tasikmalaya

fokusjabar.id Banjir bandang Kabupaten Sukabumi
Sisa-sisa banjir bandang di Kabupaten Sukabumi. (FOTO: WEB)

Budi menambahkan, untuk pembersihan material banjir bandang, dilakukan secara manual dengan menggunakan alat berat serta dua unit dump truck milik Dinas PU Kabupaten Sukabumi dan Kodim. Sedangkan untuk posko lapangan, disiapkan di salah satu kecamatan terdampak yakni Cidahu.

“Kendala yang dihadapi dalam penanganan pasca banjir bandang itu terkait armada distribusi logistik perlengkapan (logpal) serta akses jalan yang sempit sementara mobilitas tinggi mulai dari evakuasi, distribusi logpal, personel maupun pembersihan. Meski demikian, secara umum Penanganan Darurat Banjir Bandang berjalan cukup baik, kepedulian pemerintah daerah maupun provinsi jelas dengan melibatkan dunia usaha, serta keikutsertaan relawan dan komunitas,” Budi menuturkan.

Saat ini, penanganan masih fokus pada pencarian korban hilang, assesment, pemenuhan kebutuhan pengungsi, pembukaan akses jalan dan pembersihan material. UKhusus untuk operasi pencarian korban banjir bandang sendiri, pihaknya mengerahkan 12 regu yang disebar 12 titik.

“Kita bentuk 12 tim agar pencarian lebih meluas, karena saat kejadian air cukup deras dan dirasa korban terbawa hanyut lebih jauh dari yang diperkirakan,” kata Budi.

Dengan kejadian banjir bandang ini, tiga kecamatan terdampak di Kabupaten Sukabumi itu pun ditetapkan dalam status darurat dengan masa berlaku selama tujuh hari terhitung mulai tanggal 21 sampai 27 Sept 2020. Penetapan tersebut berdasarkan Surat Keputusan (SK) Tanggap Darurat nomor 360/Kep.752-BPBD/2020 tentang penetapan status keadaan darurat penanganan bencana banjir bandang di wilayah kecamatan Cicurug, Cidahu dan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi.

“Untuk penanggulangan bencana sendiri, karena ditengah pandemi Covid-19, Sudah ada ketegasan tentang protokol kesehatan bagi semua yang terlibat dengan memberikan imbauan terus menerus melalui pengeras suara. Selain itu, posko data informasi dipisah dengan posko logistik termasuk membatasi jumlah personil sehingga tidak terjadi penumpukkan,” ujar dia.

“Juga akan dilakukan pemetaan wilayah oleh pihak PVMBG badan geologi dan BMKG ke titik longsoran dan curug di kaki gunung salak,” kata Budi.

(Ageng)

Berita Terbaru

spot_img