BANJAR,FOKUSJabar.id: Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Jabar menyarankan KPA Kota Banjar adakan pemeriksaan di kalangan anggota DPRD dan ASN yang ada di Kota Banjar.
Demikian disampaikan Konsultan KPA Jabar Tri Irwanda Maulana saat menjadi narasumber pelatihan Pokja Media KPA di Ruang Rapat Sekda Kota Banjar, Kamis (3/9/2020).
Dia mengatakan, pemeriksaan HIV/AIDS bukan hal yang harus ditakuti terlebih ini bentuk kesadaran dalam menekan penyebaran HIV/AIDS, khususnya di Kota Banjar.
“Yang diperiksa itu bukan berarti pasti bergejala, jadi tidak usah takut. Di Kota Banjar, kesadaran masyarakatnya kurang terkait pemahaman dan penganggulangan AIDS. KPA Banjar harus mencoba pemeriksaan, misalnya ke anggota DPRD atau ASN. Peran media ini menyampaikan informasinya,” kata dia.
Lebih lanjut Tri menceritakan cara penularan HIV yang bisa melalui darah dan cairan tubuh. Contohnya transfusi darah yang terinfeksi dan jarum suntik yang tercemar atau dipakai bergantian.
BACA JUGA: Tanggulangi HIV/AIDS, KPA Banjar Siapkan Anggaran Rp150 juta
Kemudian penularan melalui cairan tubuh, seperti hubungan seks yang berisiko tanpa pengaman dan dari ibu positif HIV ke bayi mulai masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui.
Penularan transmisi dari ibu ke anak, 90 persennya diperoleh vertikal dari ibu. Mayoritas penularan itu ditemukan pada anak di bawah 5 tahun. Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi terjadi pada kehamilan 5–10 persen, persalinan 10–15 persen, dan pasca-persalinan 5–20 persen.
“Risiko ini meningkatkan angka penularan HIV/AIDS pada bayi,” kata dia.
Adapun cara pencegahan paling aman, yakni dengan kondom saat berhubungan seks, sirkumsisi pada pria, menghindari hindari penggunaan jarum suntik bekas, hindari pemakaian jarum suntik secara bergantian, melakukan skrining HIV pada kehamilan, dan mau mengikuti pemeriksaan HIV agar segera ditangani dan diberi obat ARV atau obat HIV untuk menekan virus dalam tubuh.
Sementara itu, Ketua Harian KPA Kota Banjar sekaligus Wakil Wali Kota Banjar Nana Suryana mengimbau agar masyarakat tidak mengeluarkan stigma yang bisa membuat penderita AIDS merasa dikucilkan.
“Penderita pun jangan merasa dikucilkan,” kata Nana.
Dia mengatakan bahwa tren AIDS itu tidak pernah menurun bahkan untuk stabil pun sangat sulit. Pemerintah dan masyarakat harus sama-sama bertanggungjawab dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Banjar guna mencegah meningkatnya kasus ini.
Saat ini KPA Kota Banjar membuka pelayanan pemeriksaan HIV/AIDS di RSUD Kota Banjar secara gratis. Jika ingin mendapatkan pelayanan langsung dari dokter, masyarakat bisa datang hari Sabtu setiap pekannya.
(Budiana/Olin)