BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kurikulum darurat menjadi solusi efisiensi belajar secara daring di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Hal itu dilakukan karena banyak keluhan baik dari orangtua maupun siswa.
“Ada orangtua yang keberatan dengan kuota internet dan sulitnya berkomunikasi dengan guru. Program Merdeka Belajar Jarak Jauh ini solusinya,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar Dedi Sopandi di Gedung Negara Pakuan, Jalan Otto Iskandardinata no 1, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/9/2020).
BACA JUGA: Kemenag Ubah Kurikulum PAI di Madrasah
Adapun respon dari siswa, kata dia, hanya dua, yakni mereka ingin pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak terlalu banyak dibebankan dengan tugas. Mereka juga ingin pola (PJJ) lebih banyak yang sifatnya kontekstual. Termasuk juga metode-metode pembelajaran yang masih rumit.
“Makanya kita akan memberikan kurikulum darurat dengan muatan lokal sebuah modul pendidikan karakter yang lebih kreatif dan kontekstual,” kata dia.
Kaitan dengan optumal dan tidaknya pemberlakuan belajar online, itu akan menyesuaikan dengan AKB. Intinya di era pandemi ini ada penyederhanaan kurikulum.
“Jadi kurikukum darurat adalah kurikulum 2013 yang disederhanakan dan ditambah kurikulum mandiri yang semakin disederhanakan,” kata Dedi.
(KP-3)