GARUT,FOKUSJabar.id: Grup Futuhaat Etnik Religi Kampung Tegalsari, Desa Sukaluyu, Kecamatan Sukawening, jadi perhatian Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasional Demokrat ( NasDem), Diah Kurniasari dalam acara Roadshow to Desa, Rabu (12/8/2020).
Pimpinan sekaligus penggagas Futuhaat Etnik Religi Sukaluyu, Jabo (Mang Jabo) mengatakan, grup ini didirikan tiga tahun yang lalu (2017). Tujuannya, melestarikan (ngamumule) seni budaya Nenek moyang (karuhun) sunda.
“Kami bentuk grup ini karena ada kekhawatiran pemuda jaman now tidak mengtahui seni budaya karuhun sunda, khususnya Karinding,” kata Mang Jabo seusai tampil dihadapan istri Bupati Garut, Rudy Gunawan di GOR Aura Warta.
Baca Juga: Air Bersih Di Sukaluyu Jadi Perhatian Khusus NasDem Garut
“Kesenian ini tentu harus dilestarikan dan dikembangkan,” kata dia menambahkan.
Untuk itu, Mang Jabo mengajak para kaula muda untuk ikut melestarikan budaya sunda. Pihaknya pun berharap pemerintah peduli pada kesenian tradisional dengan melengkapi fasilitas alat musiknya.
Grup Futuhaat Etnik Religi Sukaluyu sudah manggung ke beberapa tempat. Diantaranya, di beberapa pelosok daerah Kabupaten Garut, Bandung, dan Panjalu Tasikmalaya.
“Meski masih kekurangan fasilitas, Kami sudah manggung di beberapa pelosok daerah di Garut, Bandung dan Tasikmalaya,” kata Mang Jabo.
Menurut dia, konon Karinding dibuat dan digunakan digunakan oleh para karuhun untuk mengusir hama di sawah, sarana hiburan para pengembala kerbanu/kambing di perkampungan serta diamanfaatkansebagai media komunikasi masyarakat tradisional.
Bunyinya yang low decible sangat merusak konsentrasi hama dan alat musik ini diperkirakan telah ada sejak enam abad yang lalu.
(Bambang Fouristian)