AMERIKA SERIKAT,FOKUSJabar.id: Aksi jual yang dilakukan investor membuat harga emas merosot pada akhir perdagangan Kamis (30/7/2020) waktu setempat atau Jumat (31/7/2020) pagi WIB. Investor mengambil posisi jual untuk mengambil keuntungan setelah kenaikan sembilan sesi berturut-turut meski prospeknya tetap bullish dengan harga melayang di dekat rekor tertinggi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, turun 11,1 dolar AS atau 0,57 persen menjadi 1.942,30 dolar AS per ounce pada Kamis (30/7/2020). Sebelumnya, emas berjangka mengalami kenaikan 8,8 dolar AS atau 0,45 persen menjadi 1.953,40 dolar AS pada Rabu (29/7/2020).
Emas berjangka terangkat 13,6 dolar AS atau 0,7 persen menjadi 1.944,6 dolar AS pada Selasa (28/7/2020), setelah berhasil menembus level psikologis 1.900 dolar AS, melonjak 33,5 dolar AS atau 1,77 persen menjadi 1.931 dolar AS pada Senin (27/7/2020).
BACA JUGA: Wall Street Dibuka Naik Tipis Jelang Pengumuman Bank Sentral AS
“Kami telah melihat penyesuaian posisi emas telah mulai menggembung tidak hanya dari sisi institusionil, tetapi baru-baru ini kami benar-benar melihat lonjakan arus ritel. Semua ini menunjukkan jika ini mungkin sama baiknya dengan yang akan didapat untuk emas saat ini,” kata ahli strategi komoditas di TD Securities, Daniel Ghali.
Logam mulia ini diperdagangkan mendekati rekor tertinggi Selasa (28/7/2020) di angka 1.980,57 dolar AS per ounce di sesi terakhir setelah Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga dan berjanji untuk menggunakan berbagai alat selama diperlukan untuk pulih dari pandemi.
Logam non-imbal hasil, yang diuntungkan dari suku bunga rendah, naik lebih dari 28 persen sepanjang tahun. Ini didukung oleh permintaan investasi yang kuat.
“Dalam jangka pendek, pasar bisa dianggap sudah overbought dan karenanya terjadi koreksi. Emas saat ini sedang mengalami aksi ambil untung oleh pedagang jangka pendek,” kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.
Pada basis jangka panjang dan menengah, lanjut Wyckoff, pasar cenderung lebih tinggi dan masih dalam posisi naik.
Departemen Perdagangan AS pada Kamis (30/7/2020) merilis laporan yang menunjukkan produk domestik bruto AS turun 32,9 persen pada kuartal kedua tahun ini. Sedikit lebih baik dari yang diperkirakan. Tetapi analis pasar berpendapat, kondisi ini merupakan angka terburuk dalam sejarah.
Penurunan terburuk PDB AS kuartal kedua dan cuitan Presiden Donald Trump tentang penundaan pemilihan presiden AS November memicu aksi jual di saham AS dan imbal hasil surat utang pemerintah lebih rendah.
“Orang-orang panik dan melarikan diri dari pasar ekuitas dan Anda melihat itu membebani harga logam,” ujar kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago, Phillip Streible.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 95,9 sen atau 3,94 persen menjadi 23,322 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 45,9 dolar AS atau 4,79 persen, menjadi 912,6 dolar AS per ounce.
(Ageng/ANT)