BANDUNG,FOKUSJabar.id: Meningkatnya aktivitas online selama pandemi virus corona, diikuti dengan tingginya penipuan secara online. Pun demikian di ranah investasi saham yang tidak luput menjadi sasaran penipu dengan berbagai modus.
Head of Marketing IPOT dari PT Indo Premier Sekuritas Paramita Sari mengatakan, pada umumnya, sasaran utama para penipu yakni dengan membobol akun investor. Mereka mengincar username, password, hingga secure PIN yang bersifat pribadi.
“Untuk itu, Indo Premier selalu mengingatkan investor untuk menjaga kerahasiaan username, password, secure PIN, dan data pribadi penting lainnya. Data-data ini sifatnya rahasia dan pribadi atau personal. Jangan pernah memberikan data-data ini kepada siapa pun, apalagi mentransfer sejumlah uang ke oknum penipu yang mengatasnamakan Indo Premier. Investor wajib menjaga informasi pribadi ini,” ujar Paramita melalui rilis yang diterima FOKUSJabar, Senin (20/7/2020).
BACA JUGA: Hari Ini, Saham di Tokyo Lebih Tinggi
Paramita pun berbagi tips agar aman dalam berinvestasi saham dan terhindar dari penipuan. Pertama, jangan pernah percaya pada orang-orang yang tiba-tiba menghubungi dan mengaku sebagai pegawai resmi salah satu perusahaan penyedia jasa keuangan terintegrasi di bidang pasar modal seperti Indo Premier.
Kedua, menghubungi langsung call center resmi dan channel online lainnya seperti email dan medsos resmi saat mengalami kendala atau masalah. Ketiga, melindungi kerahasiaan identitas seperti username, password, secure PIN, dan data pribadi penting lainnya.
“Yang kini perlu untuk diwaspadai adalah modus baru penipu melalui akun-akun medsos palsu yang mengatasnamakan perusahaan sekuritas seperti Indo Premier,” kata dia.
Terkait dengan akun medsos, investor dan calon investor diminta bergabung dan berkonsultasi dengan akun medsos resmi Fans Page Facebook, Instagram, Twitter maupun Telegram yang biasanya ditandai dengan centang (ceklis) biru.
“Jangan tertipu oleh akun-akun palsu yang mengatasnamakan perusahaan sekuritas seperti Indo Premier. Apalagi, akhir-akhir ini marak akun-akun palsu yang mengincar nasabah yang abai dengan hal ini,” kata Paramta.
(Ageng)