Kamis 12 Desember 2024

Data Covid-19 Indonesia Dijual di Dark Web, Kominfo Telusuri Peretas

JAKARTA, FOKUSJabar.id: Data Covid-19 di Indonesia, diretas akun bernama Database Shopping yang mengklaim memiliki 231.636 data pribadi dari database pasien Covid-19. Saat ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) masih menelusuri dugaan peretasan basis data pasien COVID-19 tersebut.

“Database Covid-19 dan hasil cleansing yang ada di data center Kominfo aman,” ujar Menteri Kominfo Johnny G Plate dikuti Antara, Sabtu (20/6/2020).

Kominfo masih menelusuri informasi peretasan dan berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara selaku penanggung jawab keamanan data Covid-19 di Indonesia. Kominfo pun berkoordinasi untuk mengevaluasi pusat data di kementerian dan lembaga lainnya.

BACA JUGA: Pertambahan Covid-19 DKI Menurun 7 Hari Terakhir 

Peretas atas nama Database Shopping mengklaim memiliki 231.636 data pribadi dari database pasien Covid-19. Bahkan data Covid-19 di Indonesia tersebut dijual di dark web Raid Forums, situs yang juga digunakan hacker untuk menjual data pengguna Tokopedia beberapa waktu lalu.

Peretas mengaku mengambil data tersebut pada pembobolan 18 Mei lalu. Dan menjualnya pada 18 Juni melalui drak web tersebut.

Fitur spoiler di situs gelap menunjukkan data yang diambil merupakan data sensitif. Antara lain berupa nama, jenis kelamin, usia, nomor telepon, alamat tinggal hingga hasil tes PCR dan lokasi tempat pasien dirawat.

Di dalamnya pun terdapat kolom NIK meskipun tidak terisi. Sang hacker pun turut melampirkan sampel data yang dimiliki, sebagai contoh.

Sampel tersebut terdiri dari tujuh nama WNI dan tiga WNA dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) di Provinsi Bali. Peretas mengklaim memiliki database dari daerah lain.

“Seperti Jakarta, Bandung, dan lainnya,” klaim peretas seperti dilansir kompas.com.

Peretas menjual database, yang diklaim berisi pasien Covid-19 di Indonesia, dengan harga 300 dollar AS atau sekitar Rp 4,2 juta.

(ars)

Berita Terbaru

spot_img