BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pemprov Jabar telah melakukan persiapan menghadapi gelombang dua penyebaran Covid-19, Hal tersebut terlihat dari jumlah tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakti rujukan.
Juru Bicara Gugus Tugas Penangan Covid-19 Jabar Daud Ahmad mengatakan, untuk menghadapi gelombang dua penyebaran Covid-19 di sejumlah rumah sakit rujukan ketersedia tempat tidur untuk pasien Covid-19 ada sekitar 30 persen.
“Kemudian tempat isolasi di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jabar pun hanya setengahnya yang saat ini terisi. Di mana pihaknya telah menyiapkan sebanyak 200 kamar untuk isolasi masyarkat yang terpapar virus Corona,” kata Daud dalam konferensi pers penanganan Covid-19 di Gedung Sate, Selasa (26/5/2020).
Selain itu menurut Daud, ruangan isolasi pun telah disiapkan oleh pihak militer yang hingga saat ini belum digunakan untuk menampung masyarakat.
“Tempat isolasi juga tidak hanya di provinsi tapi di kabupaten kota juga sudah dipersiapkan untuk tempat isolasi,” kata Daud.
Kendati demikian Pemprov Jabar, berharap tidak terjadi penyebaran Covid-19 gelombang dua, pasalnya penyabaran Covid-19 ini membuat warga khawatir.
BACA JUGA: ASN Pemprov Jabar Kembali Ngantor Pasca Lebaran
“Sebetulnya dari awal di Jabar dengan persiapannya mudah-mudahan bisa saya katakan kita sudah siap. mudah-mudahan gelombang kedua tidak terjadi,” katanya.
Lebih lanjut, mengenai skenario menyambut era New Normal yang akan diterapkan Pemprov Jabar, Daud mengaku, sejauh ini masih mengacu pada peraturan pemerintah nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Jadi protokol protokol kesehatannya tetap dilakukan. Juga peraturan Menteri Kesehatan nomor 29 tahun 2020. Terakhir menteri kesehatan mengeluarkan juga keputusan menteri mengenai protokol kesehatan di tempat kerja dan industri yang lebih detail,” katanya.
Untuk membatasi kontak antar masyarkat, pihaknya pun sudah menggagas sistem agar aktivitas perniagaan dapat dicapai melalui pendekatan digital. Di mana belum lama ini sudah diluncurkan pasar digital di Jawa Barat agar ekonomi tetap berjalan tetapi protokol kesehatan juga diperhatikan.
“Dengan adanya pasar digital ini tentunya kontak antara orang dan orang akan dikurangi. Dengan demikian probalitas untuk rantai penularan Covid-19 ini bisa dikurangi bahkan bisa diputus,” kata dia.
Poin lainnya, Daud memastikan, Ridwan Kamil sebagai Gubenur Jawa Barat yang merupakan perwakilan dan perpanjangan pemerintah pusat di daerah, bakal terus mengikuti perkembangan maupun arah kebijakan penanganan Covid -19 secara nasional.
Adapun PSBB skala Provinsi Jawa Barat, dia menegaskan, masih tetap berlalu hingga 29 Mei mendatang. Di mana setiap pekan pihaknya melalukan evaluasi kepada kabupaten kota dalam rangka menentukan kebijakan mikro manajemen penangulangan Covid-19 di Jabar.
“Tentunya berbagai pedoman yang dikeluarkan dalan bentuk pergub kita persiapkan,” katanya.
(As)