BANDUNG, FOKUSJabar.id: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melaporkan ada penurunan jumlah pasien positif Covid-19 selama pemberlakuakn Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi Jawa Barat.
Emil panggilan Ridwan Kamil mengatakan, hal tersebut terlihat dari jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit rujukan terus mengalami penurunan, bukan hanya itu tingkat kesembuhan juga mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dari dimulainya PSBB 6 Mei lalu.
“Saya laporkan per tanggal 12 Mei ini, jumlah pasien di rumah sakit rata-rata di angka 350-an (pasien), ini turun dibandingkan akhir April yang (rata-rata) sekitar 430 (pasien),” kata Emil saat konfersi pers di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (12/5/20).
Emil juga mengatakan, tingkat kematian juga mengalami penurunan dratis dari tujuh pasien per hari menjadi empat pasien per hari.
Dia menjelaskan, tingkat kecepatan penularan Covid-19 dilapokan mengalami penurunan, dari indeks tiga sebelum PSBB menjadi 0,86 setelah PSBB. Hal ini, kata Kang Emil, didukung dengan pelarangan mudik dan penyelenggaraan PSBB yang diperketat.
BACA JUGA: Emil Meyakini Larangan Mudik Efektif Kurangi Penyebaran Covid-19
“Sekarang mudik dilarang, PSBB diketatkan, kita turun menjadi 0,86 indeksnya. Artinya kalau indeksnya 1, satu pasien menularkan ke satu orang, kalau indeksnya 3, satu pasien dalam satu hari bisa menular ke tiga orang. Hari ini kami sudah di (indeks) 0,86 artinya satu pasien menularkan ke satu orangnya mungkin di dua hari,” katanya.
Kemudian terkait kemungkinan dilakuakan pelonggaran PSBB Jawa Barat karena ada sejumlah penularan dari penyebaran, kata Dia, ada 63 persen wilayah Jabar yang memungkinkan untuk pelonggaran, sedangankan 37 persen daerah lainnya masil perlu waspada.
“Jadi yang 63 persen punya potensi untuk dilakukan relaksasi pasca PSBB, karena data menunjukkan pergerakan tidak ada di 63 persen wilayah Jawa Barat itu, maka 63 persen ini kemungkinan bisa kembali ke situasi yang lebih normal setelah kita lakukan evaluasi,” kata dia.
Kendati demikian pihaknya akan tetap waspada dalam transportasi publik, karena memiliki kekhatiran akan adanya penulayan, sebab saat dilakukan tes masif di terminal dan stasiun, hasilnya 1 persen di antarnya positif Covid-19.
“Kami khawatir untuk relaksasi di transportasi publik, karena takut (transportasi) ditunggangi oleh pemudik-pemudik dan oleh para OTG (Orang Tanpa Gejala), karena data menunjukkan dari terminal dan stasiun yang kami tes ada 1 persen mereka yang dites ini positif,” katanya.
(As)