BANDUNG,FOKUSJabar.id: Hari kedua ditetapkannya Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) di Kota Bandung masih marak dengan pelanggaran. Kondisi tersebut sama seperti yang terjadi pada hari sebelumnya, dan kesadaran warga akan aturan PSBB masih rendah.
Bahkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna, mengatakan PSBB dan belum PSBB sama saja.
“Hari kedua ini, saya mantau kelapangan dan melintasi beberapa titik check point PSBB seperti Gate Tol Buah Batu, Kawasan Cibiru ternyata masih banyak warga terutama para pengendara kendaraan roda dua yang tidak mematuhi aturan PSBB,” ucap Ema di Balai Kota Bandung Jalan Wastukencana Jawa Barat Kamis (23/4/2020).
BACA JUGA : Siapkan Program Ramadan 1441 H, XL Axiata Perkuat Jaringan Data
Jika kondisi ini terus terjadi, lanjut menurut Ema, bagaimana PSBB bisa berhasil.
“Di area perbatasan masih banyak yang lalu lalang dengan seribu alasan. Padahal jelas-jelas aturan bahkan PSBB itu diam dirumah, belajar dirumah, bekerja dirumah dan ibadah dirumah. Kesadaran warga ternyata masih rendah,” kata dia.
Menurutnya aturan bekerja sudah jelas bahwa perusahaan diluar yang dikecualikan seperti BUMN, BUMD, Energi, Pangan, Komunikasi, Pemerintahan agar bekerja dirumah.
“Tapi pada kenyataanya masih banyak diluar itu yang tetap bekerja. Apalagi alasan lainnya ini itu, lalu bagaimana penanganan ini bisa tuntas,” ujar Ema.
Hal yang sama juga terjadi dikawasan pasar, bagaimana pihak dan pelaku disana sulit menerapkan aturan seperti memakai masker dan sosial distancing.
“Kalau mau jujur, siapapun tidak ada yang enak menggunakan masker, karena alasan pengap atau tidak biasa. Tapi karena itu aturan jadi mohon untuk memaklumi dan mantaati, karena bukan untuk pemerintah tapi untuk bersama,” ucapnya.
Lebih lanjut Ema mengatakan, diluar pangan juga masih banyak yang berjualan seperti toko velk ban, perabot rumah tangga, toko kain, sabuk, baju, sampai dikawasan Ujungberung toko-toko emas pada masih buka.
“Petugas kita terbatas, masa setiap hari harus mendatangi satu-satu dan melakukan pemaksaan tutup. Jadi tolong disiplin aturan dan diperhatikan manfaatkan dari ditegakannya aturan ini,” katanya.
Untuk pemberian sanksi, ia mengatakan, sebetulnya kalau untuk diterapkan bisa saja. Namun, jika warga disiplin aturan semua itu tidak harus.
“Sampai akhirnya tadi dilapangan ada yang berboncengan terpaksa salah satunya turun dan angkutan umum. Dengan begitu kan malah buat masalah baru, coba kalau dari rumah sudah niat mematuhi pasti akan lancar. Tidak perlu kami periksa satu-satu karena melanggar itu malah jadi berkerumun dan menghambat para pengendara juga. Jadi tolong saya tegaskan, masyarakat untuk sadar akan masalah ini,” ujarnnya.
Ema mengaku, bakal menguras banyak hal ketika PSBB harus diperpanjang karena ulah dari warga itu sendiri.
“Berapa banyak tenaga-tenaga lapangan yang sudah berkorban untuk ini, belum lagi perihal anggaran yang sangat besar, ditambah lagi masalah pendidikan dan lainnya,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni/As)