BANJAR, FOKUSJabar.id: Tukang ojek dan becak yang mangkal di jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Banjar sudah mulai sangat merasakan kesulitan ekonomi di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Mereka mengeluhkan bahwa semenjak pandemi virus corona penghasilanya menurun drastis.
Salah satu tukang ojek pangkalan Maman Salemo yang berdomisili di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar Jawa Barat mengaku, penghasilannya anjlok drastis sejak pandemi Covid-19. Sebelum ada kasus Covid-19 setiap harinya itu penghasilan yang didapat rata – rata Rp 50.000. Sekarang dia mengaku, pemghasilan yang didapat hanya Rp 10.000.
“Sebelum ramai corona sehari bisa membawa pulang uang 50 ribu. Sekarang paling 10 ribu,” ujar tukang ojek paruh baya itu, Sabtu (18/4/2020).
Baca juga: Ini Strategi Disparbud Jabar Tangani Krisis Pariwisata
Bahkan Maman mengaku, seharian tidak menarik penumpang dan pulang ke rumahnya dengan tidak membawa uang sepeserpun. Meski demikian dirinya tidak menyerah karena untuk kebutuhan sehari – hari harus dipenuhi. Selain itu kata dia, untuk cicilan motor juga harus dibayar.
“Pernah tidak narik satu penumpang pun. Hari ini juga saya belum narik. Padahal cicilan motor harus dibayar dan kebituhan juga harus dipenuhi dirumah,” ujarnya
Maman menuturkan, untuk cicilan motor juga sebulan dirinya harus membayar Rp 700.000 lebih. Belum untuk kebutuhan hidup keluarganya dirumah yang mana harus makan. Dia pun berharap pemerintah Kota Banjar lebih memperhatikan nasib rakyat kecil seperti dirinya yang sebagai tukang ojek. Jangan sampai pemerintah diam saja dan duduk manis ditengah pendemi Covid-19.
“Yang menjerit itu rakyat kecil yang penghasilannya belum jelas,” ucapnya.
Salah satu tukang becak Edo juga merasakan hal yang sama akibat pendemi Covid-19. Dia mengaku, untuk hari ini pun dirinya belum menarik penumpang. Namun kata dia, meski demikian dirinya tetap berupaya karena keluarnya yang dirumah harus makan. Dia juga berharap, pemerintah segera turun tangan dan memperhatikan nasib rakyat kecil.
“Yang harusnya lebih diperhatikan itu kami – kami rakyat kecil,” ujar dia.
Pasalnya kata Edo, rakyat kecil itu yang lebih dipikirkan kebutuhan untuk makan sehari-hari. Maka dari itu, meski harus was – was dengan Covid-19 akan tetapi hal itu bukan menjadi alasan bagi dirinya untuk tetap mencari nafkah menghidupi keluarganya.
“Kami – kami ini lebih memikirkan mencari nafkah supaya keluarga bisa makan. Bagaimana pun keluarga dirumah itu butuh makan,” pungkasnya.
(Agus/As)