CIAMIS,FOKUSJabar.id: Beragai tradisi bulan Ramadan bakal hilang di Ciamis karena protap social distancing sebagai memutus penyebaran virus corona (Covid-19), kegiatan tradisi Ramadan yang digelar hanya secara terbatas.
Sekretaris Dinas Pariwisata Ciamis Budi Kurnia mengatakan ada lima tradisi yang biasa dilakukan jelang Bulan Ramadan, yakni Misalin di Salawe Kecamatan Cimaragas, Ngikis di Karangkamulyan Kecamatan Cijeungjing, Merlawu di Gunungsusuru Kertabumi, Nyepuh di Kecamatan Panjalu dan Ngikis di Singaperbangsa Kecamatan Cisaga.
“Untuk sekarang tradisi itu dibatalkan, karena kondisinya dalam upaya pencegahan wabah Corona, dengan social distancing. Masyarakat juga memahami itu,” ujar Budi, Senin (13/4/2020).
Baca Juga: Kata Ilmuan Jepang, Ternyata Masker Tisu Toilet Lebih Ampuh Dari Masker Bedah Lho
Budi menjelaskan, sebetulnya untuk tradisi inti masih dilaksanakan oleh kuncen dan kalangan terbatas. Itu untuk menjaga tradisi agar tetap ada. Namun yang batal itu rangkaian keramaiannya. Karena melibatkan ratusan hingga ribuan warga ditambah wisatawan.
“Contohnya Ngikis di Situs Singaperbangsa hanya dilaksanakan oleh kuncen dan tokoh setempat, pesertanya 5 sampai 9 orang saja. Yang tidak ada itu keramaiannya,” jelas Budi.
Sementara itu, Kepala Desa Karangkamulyan M Abdul Haris menegaskan keramaian kegiatan tradisi Ngikis di Situs Ciung Wanara dibatalkan karena wabah corona. Karena peserta yang datang dari berbagai daerah dengan jumlah mencapai seribuan orang.
“Dibatalkan, karena tradisi ini banyak melibatkan orang, seperti kesenian, berdoa di tengah situs, makan bersama setelah memagar situs, ditutup dengan berebut hasil bumi pada gugunungan. Sesuai imbauan pemerintah untuk saat ini tidak menggelar keramaian,” kata Haris.
Haris mengaku sedih tahun 2020 ini tak bisa menggelar tradisi Ngikis. Karena dari tradisi ini salah satu upaya untuk mendongkrak perekonomian masyarakat desa setempat. Menurut Haris, wabah Corona ini sangat berdampak bagi warga di Desa Karangkamulyan, terutama pedagang di sekitar Situs Ciung Wanara, petilasan Kerajaan Galuh.
“Biasanya disini banyak yang transit dan berkunjung. Sekarang Situs ditutup, dipagar. Warung warga sudah tutup,” ucapnya.
Haris menjelaskan, anggaran untuk tradisi Ngikis saat ini dialihkan untuk penanganan Corona dan membantu warga melalui Padat karya tunai.
(Riza M Irfansyah/As)