TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Dampak virus corona (Covid-19) membuat masyarakat panik, tidak hanya itu berakibat pula terhadap naiknya harga bahan pokok seperti sayur-sayuran, cabe, daging, ayam, telur, gula pasir, beras, bawang bombai dan lainnya.
Di beberapa pasar tradisional di wilayah Kota Tasikmalaya, sejak merebaknya covid-19, harga-harga kebutuhan pokok masyarakat terjadi kenaikan 20 sampai 50 persen.
Di Pasar Induk Cikurubuk misalnya, cabe merah semula Rp30 ribu, kini naik jadi Rp.70 ribu/kg, jahe semula Rp.20 naik jadi Rp.40 ribu, kunyit semula Rp.6.000 naik Rp.12 ribu, telur ayam semula Rp20 ribu kini jadi Rp.25 ribu, daging ayam Rp.30 ribu naik Rp.35 ribu, bawang merah semula Rp.14 ribu naik jadi Rp.22 ribu, bawang putih mulanya Rp.14 ribu naik jadi Rp.20 ribu, gula pasir jadi Rp.18 ribu per kilogram.
Ai Setiawati (35), salah satu pedagang di Pasar Cikurubuk mengatakan, merebaknya virus corona berakibat naiknya beberapa komoditas bahan kebutuhan masyarakat.
“Harga-harga pada naik, pembeli sedikit otomatis penghasilan dari berjualan menurun,” ucap Ai Setiawati Selasa (24/03/20).
Menurut Ai, jika dibandingkan dengan beberapa bulan lalu, saat ini pendapatan menurun drastis mencapai 60 persen.
Dia pun berharap, semoga musibah virus corona ini segera berlalu. Sehingga usaha bisa kembali normal lagi seperti biasa.
Sementara Bagian Monitoring Harga UPTD Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya Augus menjelaskan, kenaikan harga-harga ini terjadi sejak akhir Januari kemarin, dan hingga hari ini harga-harga komoditas tidak mengalami penurunan.
“Harga terus mengalami kenaikan, ini mungkin dampak dari merebaknya covid-19, mungkin banyak masyarakat yang beli dengan jumlah banyak, jadi harga-harga naik di pasaran,” kata Augus.
Dia juga menuturkan, virus corona juga mempengaruhi tingkat kunjungan masyarakat ke Pasar Cikurubuk.
“Ada penurunan kunjungan ke Cikurubuk sampai 50 persen, ini karena ada surat edaran Walikota Tasikmalaya agar masyarakat di rumah saja,” ujar dia. (Seda/DH)