BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pengukur suhu tubuh menjadi salah satu cara penting untuk mendeteksi dan mencegah penyebaran virus corona yang lebih masif. Suhu tubuh menjadi salah satu indikasi adanya penularan virus corona.
Suhu tubuh normal manusia berada pada 36,5-37,2 derajat Celcius. Suhu tubuh di atas normal menandakan tubuh tengah berjuang melawan penyakit atau infeksi yang menyerang.
Berbagai macam termometer beredar di pasaran. Tak harus menggunakan termometer dahi yang banyak digunakan di area-area publik, Anda bisa menggunakan berbagai alat pengukur suhu tubuh lainnya.
Baca Juga: Cegah Covid-19, Aa Gym Ajak Masyarakat Ikuti Fatwa MUI
Berikut ini merupakan jenis termometer beserta cara penggunaan dan tingkat keakuratannya mengutip situs kesehatan Mayo Clinic dan jurnal Nursing Times yang dibuat oleh ahli kesehatan Louise McCallum dari University of the West of Scotland dan Dan Higgins dari University Hospitals Birmingham Foundation Trust.
1. Termometer oral (dimasukkan ke mulut)
Mulut dianggap dapat merepresentasikan suhu tubuh dengan akurat. Namun, penggunaan termometer oral perlu memperhatikan kebersihan yang baik.
Beberapa termometer oral menyediakan penutup plastik sekali pakai. Jika tidak, sebelum pakai. cuci termometer terlebih dahulu dengan air dan keringkan.
Letakkan ujung termometer di bawah lidah dan tutup mulut hingga alat mengeluarkan bunyi yang menandakan suhu tubuh telah tercatat. Bernapas lah melalui hidung karena mulut harus tertutup.
Jika Anda baru mengonsumsi makanan atau minuman panas/dingin serta merokok, tunggu 20-30 menit sebelum memakainya. Dalam keadaan normal, angka akan menunjukkan suhu tubuh sekitar 36,8 derajat Celcius.
2. Termometer ketiak
Pengukuran suhu tubuh dinilai tak seakurat seperti pada mulut, rektum (anus), atau telinga.
Sebelum memakainya, pastikan ketiak dalam keadaan kering. Tempatkan ujung termometer ke tengah ketiak (menunjuk ke atas ke arah kepala) dan kemudian pastikan lengan mendekap di dekat tubuh sehingga panas tubuh terperangkap. Tunggu setidaknya beberapa saat atau hingga termometer berbunyi dan menampilkan hasilnya.
3. Termometer rektal (melalui anus)
Termometer rektal atau melalui anus biasanya lebih cocok dipakai untuk bayi dan anak-anak. Termometer ini dinilai sebagai cara pengukuran suhu tubuh paling akurat.
Sebelum pemakaian, bersihkan termometer dengan sabun dan air, dan lapisi dengan pelumas berbasis air. Masukkan ujung termometer ke dalam anus hingga berbunyi dan menampilkan suhu tubuh. Biarkan bayi dalam posisi tidur tengkurap untuk memudahkan pengukuran.
Sanitasi saat penggunaan termometer ini harus sangat dijaga, mengingat bakteri E. coli yang terdapat di anus dapat menyebabkan infeksi.
Pengukuran suhu melalui termometer rektal biasanya menampilkan hasil yang lebih tinggi daripada termometer oral ataupun ketiak. Untuk hasil yang lebih akurat, gunakan termometer di kedua ketiak dan ambil angka rata-rata dari keduanya. Pengukuran suhu ketiak biasanya lebih rendah daripada area tubuh lain, dengan suhu normal menunjukkan 36,5 derajat Celcius.
4. Termometer timpani (termometer telinga)
Termometer satu ini agak berbeda dengan yang lainnya karena dirancang khusus agar sesuai dengan saluran telinga. Sensor termometer ini mencerminkan emisi inframerah dari membran timpani (gendang telinga).
Sebelum memasukkannya ke dalam saluran telinga, pastikan termometer kering dan bebas dari kotoran telinga. Kondisi termometer yang basah dan kotor akan mengurangi keakuratan pengukuran suhu tubuh.
Setelah dinyalakan, tempatkan penutup steril di ujungnya, pegang kepala, dan tarik kembali pada bagian atas telinga untuk meluruskan saluran serta membuatnya lebih mudah untuk dimasukkan. Tidak perlu menyentuh gendang telinga dengan ujungnya karena termometer dirancang untuk mengambil bacaan jarak jauh. Tunggu hingga terbaca dan berbunyi.
Jangan menggunakan termometer telinga pada telinga yang terinfeksi, terluka, atau baru pulih dari operasi.
Jika diposisikan dengan benar, hasilnya cukup akurat. Namun demikian, termometer telinga cenderung lebih mahal daripada lainnya.
5. Termometer plaster
Termometer tipe plaster ditempelkan pada dahi dan relatif populer untuk mengukur suhu anak-anak, tetapi akurasinya cukup bervariasi.
Termometer ini menggunakan kristal cair yang bereaksi terhadap panas dengan mengubah warna untuk menunjukkan suhu kulit, tetapi tidak di dalam tubuh.
Cara menggunakannya, tempelkan termometer di kulit dahi secara horizontal setidaknya satu menit. Sebelum menerapkannya, pastikan dahi tidak berkeringat karena aktivitas fisik atau terbakar sinar matahari. Agar hasilnya lebih akurat, tempatkan termometer plaster di dekat garis rambut, karena aliran darah yang ada di area ini lebih merefleksikan suhu tubuh lebih baik.
6. Termometer arteri temporal (pada dahi)
Termometer ini sering juga disebut sebagai termometer dahi. Termometer ini menggunakan pemindai inframerah untuk mengukur suhu arteri temporal di dahi. Termometer ini lah yang sering Anda jumpai di ruang-ruang publik saat ini.
Termometer arteri temporal dapat merekam suhu seseorang dengan cepat dan mudah. Termometer arteri temporal sesuai untuk bayi yang berusia lebih dari 3 bulan dan anak yang lebih tua. Penelitian baru menunjukkan bahwa termometer arteri temporal juga dapat memberikan pembacaan yang akurat untuk bayi yang baru lahir.
(Agung)