BANDUNG, FOKUSJabar.id: Mempertahankan prestasi juara umum pada PON XX menjadi target terdekat kepengurusan provinsi Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Jawa Barat. Namun dibalik itu, FORKI Jabar pun mulai mempersiapkan kader atlet karate untuk PON XXI tahun 2024 di Sumatera Utara dan Aceh.
Ketua Umum Pengprov FORKI Jabar, Gianto Hartono menuturkan, persiapan menghadapi PON XX sudah dilakukan dengan komposisi atlet senior yang sebagian besar merupakan eks atlet PON XIX tahun 2016. Saat PON XIX tersebut, tim Karate Jabar berhasil mencetak sejarah dengan menjadi juara umum usai meraih 5 medali emas, 3 perak dan 2 perunggu.
“Mempertahankan juara umum di PON XX, memang menjadi incaran kita. Tapi dibalik itu, kita pun tidak bisa mengabaikan proses pembinaan berjenjang sehingga pembinaan atlet usia muda sebagai regenerasi pun kita lakukan,” ujar Gianto saat ditemui di gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Jabar, Senin (2/3/2020).
Untuk PON XX yang akan digelar 20 Oktober mendatang di Papua, lanjutnya, tim karate Jabar memastikan diri berlaga di 14 kelas pertandingan dari total 17 kelas yang dipertandingkan. Yakni 8 kelas di nomor kumite (tanding) dan 4 kelas di nomor kata, ditambah nomor kumite beregu putri dan putra.
“Untuk PON XX ini, sebagian besar atlet andalan adalah eks PON XIX tahun 2016 lalu yang pada PON XXI tahun 2024 bisa dipastikan akan selesai masa prestasinya. Karena itu, mau tidak mau, kita harus menyiapkan penggantinya sejak dari sekarang,” terangnya.
Salah satu langkah yang dilakukan FORKI Jabar, lanjutnya, yakni dengan menyokong penuh pembinaan atlet karate usia muda. Diantaranya atlet-atlet karate pilihan yang saat ini menghuni Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Jawa Barat serta pengiriman atlet usai muda ke berbagai kejuaraan.
Keberhasilan dari pembinaan olahraga, diakui Gianto, harus ditunjang berbagai faktor. Pembinaan atlet usia muda sebagai proses regenerasi, harus juga didukung dengan kompetisi yang baik dan berjenjang serta organisasi olahraga yang juga kuat dan sehat.
“Untuk PON 2020 ini, meski tidak bertanding, kami akan mengikutsertakan beberapa atlet usia muda ini untuk melihat dan merasakan langsung atmosfer kompetisi di PON. Kami ingin memaksimalkan kaderisasi dalam persiapan menuju PON 2024. Tidak hanya atlet, tapi juga pelatih muda akan kita berangkatkan,” tuturnya.
Gianto mengaku, pihaknya sudah memprediksi peta persaingan atlet karate yang akan terjadi di PON 2024. Salah satunya dengan berkaca dari pertandingan karate pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) tahun 2019 lalu yang digelar di Jakarta.
“Selama ini, DKI Jakarta selalu mendominasi sedangkan Jabar sendiri dianggap remeh. Kita harus ubah itu dan membuktikan Jabar punya kemampuan di berbagai kompetisi kelompok usia tak hanya PON. Karena itu, atlet muda harus tetap kita bina dengan baik agar Jabar tetap bisa mempertahankan prestasi karate. Baik di ajang Popnas, PON, atau di kejuaraan lain di semua jenjuang usia,” tegasnya.
(Ageng)