TASIKMALAYA, FOKUSJabar.id: Kematian Delis Sulistina (13), pelajar SMPN 6 Kota Tasikmalaya dibunuh ayah kandungnya sendiri, lantaran meminta uang biaya study tour.
Atas kematian Delis, Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya instruksikan seluruh kegiatan study tour yang dilaksanakan pihak sekolah (SD dan SMP) dihentikan.
“Semua bentuk study tour atau ounting class yang selama ini menjadi agenda rutin sekolah harus dihentikan agar kasus yang menimpa Delis tidak terulang lagi,” tegas Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Budiaman Sanusi, saat rapat terbatas (Ratas) bersama seluruh Kepala SD dan SMP di Aula Rapat Dinas setempat, Jalan Ir. H. Juanda, Komplek Perkantoran, Jumat (28/2/2020).
Pihak sekolah yang sudah memungut dana study tour wajib mengembalikannya kepada para siswa.
“Kita tidak mau kegiatan-kegiatan yang dilakukan pihak sekolah acapkali membebani para siswa dan orangtuanya. Kalau mudharatnya lebih besar daripada maslahatnya, lebih baik jangan dipaksakan. Apapun bentuknya, mulai sekarang harus dihentikan,” tegas Budiaman.
Baca Juga : Ribuan Warga Tasikmalaya Tonton Rekontruksi 36 Adegan Pembunuhan Anak oleh Ayahnya
Menurut dia, kegiatan study tour bukan program dan agenda pendidikan sehingga tidak wajib dilaksanakan dan tidak wajib pula diikuti para siswa.
“Study tour bukan sebuah keharusan. Lebih baik pihak sekolah sekarang lebih fokus untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Kalau alasannya untuk pembelajaran di luar kelas, sebaiknya memanfaatkan objek dan potensi-potensi yang ada di wilayah setempat. Seperti tugu koperasi, wisata air Situ Gede, Cipatujah, wisata religi pamijahan, Galunggung. Dan yang terpenting, tetap ada unsur edukasinya,” pungkas dia.
Seperti dikabarkan sebelumnya, Delis dibunuh dengan cara dicekik lantaran meminta kekurangan uang untuk study tour sebesar Rp100 ribu dari total Rp400 ribu.
Jasad siswi ini ditemukan pihak kepolisian di dalam gorong-gorong depan sekolah dimana almarhumah menimba ilmu, Senin (27/1/2020) lalu, dengan kondisi sudah membusuk.
(Seda/Bam’s)