CIAMIS, FOKUSJabar.id: Sang master pembuat Angklung dari Desa Panyingkiran Kecamatan / Kabupaten Ciamis Jawa Barat, Alimudin alias Kang Mumu, sedang berjuang mewujudkan mimpi besarnya. Mimpi itu, berasal dari pesan yang masih terngiang-ngiang di telinganya dari Mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
“Kang Mumu, getarkan Indonesia melalui Angklung,” kata Ahmad Heryawan.
Pesan dari Ahmad Heryawan pada masih beliau masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat itu, lantas menjadi mimpi Kang Mumu untuk bisa berkeliling Indonesia, mempopulerkan Angklung.
“Saya masih ingat pesan itu, ketika Pak Aher masih jadi Gubernur dan saya mendapat penghargaan sebagai Pelopor Pemberdaya Masyarakat karena merintis Kampung Angklung di desa saya, “ kata Mumu di saung kerjanya, di Dusung Linggamanik, Desa Panyingkiran, Kecamatan/Kabupaten Ciamsi, Selasa (11/02/2020).
Pada saat ditemui, Mumu bersama pengrajin lainnya tengah sibuk memproduksi pesanan Angklung untuk 400 sekolah di Kabupaten Ciamis. Sebelumnya dia pernah diminta memberikan Workhop oleh Ikatan Guru TK Se Jawa Barat, dan mendapat pesanan banyak Angklung dari sana.
“Ya alhamdulillah pesanan tidak pernah sepi, sejak saya merintis Kampung Angklung sejak Tahun 2014 di sini, “ ujar Mumu.
Nama Kang Mumu sebagai master pembuat Angklung sampai ke Bengkulu, Kalimantan, Pangkalan Bun, Kota Semarang, Yogyakarta dan daerah lainnya. “Saya sudah diminta untuk mengenalkan dan mempopulerkan Angklung di daerah – daerah itu,” kata Mumu.
Mumu mengakui, jika pada saat dia sudah mulai memproduksi Angklung dengan menjadi pembantu di salah seroang Pengrajin di Kota Banjar, dia belum bisa memainkan Angklung. “Saya membuat alat, tapi saya tida bisa memainkannya,” aku dia.
Kemudian saat dia duduk di bangku STM, dia lebih menekuni teknis pembuatan angklung dan belajar nada-nadanya. “Setelah bisa saya mandiri membuat sendiri di rumah. Nada-nadanya saya pakai feeling sendiri, belum menggunakan bantuan alat saat itu. Ya alhamdulillah sekarang saya bisa mainkan Angklung, dan dari sisi produktifitas pembuatan, kami di sini tidak pernah sepi pesanan,” ujar Mumu.
Sedikitnya pengrajin Angklung di Kampung Angklung Desa Panyingkiran Ciamis bisa membuat 800 set Angklung. “Kalau satu kampung sehari bisa 800 set, kalau dari saung kerajinan saya sehari 20 set,” kata dia.
Dia juga menyebarkan pembinaannya ke daerah lain, seperti Kecamatan Rajadesa dan Kecamatan Cimaragas. “Ya ini harus menyebar. Kan Angklung ini sudah diaku Unesco sebagai budaya dunia dari Indonesia, virusnya harus menyebar ke seluruh Indonesia, di Ciamis juga tidak hanya di sini, makanya sekrang ada yang dari Rajadesa, Cimaragas yang jadi binaan kita juga,” kata Mumu.
Mumu mengingkan, di Kampung Angklung Panyingkiran ini juga berkesenian Angklung berkembang. Tidak hanya dari sisi pembuatan saja. “Kita di sini butuh sanggar keseniannya, karena kalau hanya menjadi sentral produksi saja, tanpa diimbangi dengan berkeseniannya, rasanya ada yang kurang,” ujar pria berumur 54 tahun ini. (Deni)**