BANDUNG, FOKUSJabar.id: Sebanyak 300 Kepala Keluarga (KK) dengan 1100 jiwa di Bojongasih, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung masih terendam.
Mobilitas warga terhambat dan sebagian menggunakan ojek perahu untuk menuju tempat kerja dan berkegiatan lainnya.
Ketua RW 03 Bojongasih Eko Kandawirya mengatakan bahwa pada 7 Desember 2019 efek Terowongan Jompong sempat dirasakan. Saat itu banjir hanya sebentar saja (bandang).
“Tapi saat itu hujanya tidak terus mengguyur. Sekarang sudah empat hari menggenang,” kata Eko di lokasi, Selasa (28/1/2020).
Dia menduga bahwa banjir ini gara-gara Jompong belum diresmikan dan ditutup sebelum diresmikan.
“Seharusnya buka saja, inikan bencana,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, dulu banjir ada tapi lima tahun sekali, namun akhir-akhir ini setahun bisa empat kali.
“Pemerintah sedang memikirkan solusinya . Kita terus jalin koordinasi dengan Pemkab. Jangan dibiarkan, kasin masyarakat,” kata Uu saat meninjau banjir di Bojongasih.
Menurut dia, perlu dibuat sodetan agar air cepat mengalir dan tidak menggenang terlalu lama.
“Kalau jalur airnya lurus, ngalirnya cepat. Tadi saya ngobrol sama warga, kalau banjir begini limbah pabrik banyak, ada batubara juga jadi bau. Kami minta satgas mencari pembuang limbah itu. Kasihan warga,” kata Uu.
“Rencananya besok ada peresmian Jompong oleh Pak Jokowi,” kata dia.
Untuk diketahui, ketinggian air di jalan mencapai lutut hingga pinggang orang dewasa.
(LIN)