JAKARTA, FOKUSJabar.id: Para peternak ayam yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar Indonesia) menyatakan akan menggelar aksi demo ke Kementerian Pertanian pada Rabu (22/1) lusa. Demo dilakukan karena kebijakan kementerian yang telah membuat peternak rugi Rp3,4 miliar.
Ketua Pinsar Pedaging Jawa Tengah, Parjuni, mengatakan kebijakan yang merugikan tersebut berkaitan dengan pengurangan bibit ayam. Ia menjelaskan saat harga ayam turun pada 2019 lalu, pihaknya sudah meminta Kementerian Pertanian untuk mengurangi pasokan bibit ayam ke lapangan.
Pengurangan diminta karena pasokan ayam di pasar akibat kelebihan bibit berlebih sehingga harga ayam tertekan dan merugikan peternak. Saat itu, Parjuni menyatakan Kementerian Pertanian sudah menyepakati untuk menurunkan pasokan bibit ayam sebanyak 7 juta ekor.
“Tetapi kenyataannya, pasokan hanya dikurangi 5 juta ekor. Artinya kan dirjen Peternakan tidak komitmen,” katanya seperti dikutip dari CNN, Senin (20/1/2019).
Parjuni mengatakan akibat kebijakan Kementerian Pertanian yang tidak konsisten tersebut, pasokan ayam di pasar melimpah. Kondisi tersebut membuat harga ayam hidup lepas kandang terjun bebas ke bawah harga pokok produksi.
Data yang dimilikinya, saat ini harga ayam hidup lepas kandang berada di kisaran Rp13.500-Rp14.500 per kg. Sedangkan harga pokok produksi mencapai Rp17.500-Rp18 ribu per kg
Penurunan harga tersebut membuat peternak ayam merugi sampai dengan Rp200 juta per bulan. Kerugian sudah ditanggung peternak selama 17 bulan belakangan ini
“Sebetulnya jelang Natal 2019 harganya sempat mendekati HPP, yaitu sekitar Rp17 ribu per kg. Harapan kami paling tidak harga ini bisa bertahan hingga tahun baru, tetapi ternyata setelah Natal harga terus turun sampai sekarang,” katanya.
(Agung)