Jumat 13 Desember 2024

Gubernur Jabar Pilih Makan di Pasar Tradisional yang Kumuh

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil) tetap memilih makan di rumah makan Bu Eha di Pasar Cihapit, Jalan Cihapit, Kota Bandung, Kamis (16/1/2020).

Padahal, Pasar Cihapit merupakan pasar tradisional. Bagi Emil, bukan penghalang bagi dirinya. Kesan kumuh dari pasar rakyat yang jauh dari kata tertata dan bersih menjadi tantangan bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov), khususnya Emil untuk menata dan memperbaiki pasar tradisional tersebut.

Emil berjalan menuju Warung Nasi Bu Eha, setelah menghadiri penganugerahan doktor Honoris Causa Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono oleh ITB.

Titik kuliner paling legendaris di pasar tersebut. Dia memesan pepes usus, sambal dan lalapan sebagai menu makan siangnya, plus nasi merah.

“ Ma Eha ini sebelum ibu saya menikah sudah ada, terus ketemu bapak dan menikah, lalu saya anaknya dari sebelum wali kota, jadi wali kota sampai gubernur Ma Ehanya masih ads. Saya sering makan di sini,” katanya.

Emil menuturukan, Warung Nasi Bu Eha bukan hanya menyajikan sajian makan siang tradisional lejat. Emil juga betah mengingat Pasar Cihapit sudah berubah banyak sejak program Pasar Juara ia gulirkan. Pasar yang lokasinya dekat kantor pemerintahan tersebut menjadi gambaran bahwa pasar bisa ditata jauh lebih baik.

Cihapit tak hanya tempat berbelanja ikan dan sayur mayur segar. Disini sudah banyak kios yang bisa menjadi tempat nongkrong baru, ada kios kopi, jajanan ala kafe hingga tempat kursus musik. Di pojokan pasar malah ada pojok baca buat anak-anak warga dekat pasar.

“ Salah satu target kepemimpinan kami adalah menjadikan pasar sebagai tempat yang disukai oleh kelompok menengah atas, selama ini pasar tradisional hanya didatangi menengah bawah,” ucap dia.

Menurut Emil, program Pasar Juara lahir setelah pihaknya melakukan survei kalangan menengah ke atas ingin seperti mal minimal kebersihan dan suasananya.

Dengan demikian diundanglah tim kreatif oleh dinas industri dan perdagangan provinsi Jawa Barat ini supaya mengkonversi dari pasar yang citranya kotor semrawut menjadi unik, bersih, penuh kegiatan.

Pada Indag Jabar, Emil menitipkan 30% aktifitas pasar tidak hanya datang dari transaksi sembako namun ada kegiatan seperti bazaar dan hal-hal yang lain.

“ Karena pada dasarnya pasar tempat berkumpul selain tempat berdagang oasar itu bsrkumpul. Dan berkumpul tidak harus selalu ada transaksi tapi membuat tempat ini menjadi ramai,” tuturnya. 

(AS)

Berita Terbaru

spot_img