BANDUNG, FOKUSJabar.id : Selundupan mobil dan motor mewah sepanjang tahun 2019 mengalami peningkatan signifikan. Setidaknya, terdapat 57 kasus untuk mobil dan 10 kasus untuk motor pada tahun 2019 dengan total kerugian negara mencapai sekitar Rp647,5 miliar.
Seperti dilansir CNN Indonesia, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengungkapkan penyebab kenaikan selundupan mobil dan motor mewah di tahun 2019.
Peningkatan pengungkapan kasus selundupan terjadi karena sinergi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dengan Kementerian Perhubungan, Kejaksaan Agung, dan Kepolisian Republik Indonesia yang semakin berjalan baik.
Baca Juga: Industri Kreatif Melejit saat Pandemi Covid-19
Salah satunya dari sisi pengawasan impor barang yang dilakukan dari hulu hingga ke hilir sehingga penyelundupan terdeteksi. Peningkatan pun terjadi berkat hasil pengembangan dari kasus yang ditangani Ditjen Bea dan Cukai sebelumnya.
Sebelumnya, pada November lalu Ditjen Bea dan Cukai berhasil mengungkap kasus penyelundupan Ferrari 458 Speciale dari Singapura melalui Pelabuhan Palembang. Modusnya dengan manipulasi data jumlah kontainer masuk.
“Ada yang melalui pelabuhan, kami menangkap penyelundupan Ferrari di Palembang, itu bagian dari angka tersebut. Kami berharap masyarakat bisa lebih waspada. Masyarakat bisa memberi informasi kepada kami dan untuk pelaku ini sebuah peringatan,” kata Heru, Rabu (18/12/2019).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan jika tren penyelundupan mobil dan motor mewah meningkat drastis pada 2019 dibandingkan tiga tahun sebelumnya. Bahkan di tahun 2016 dan 2017 hampir tidak didapati kasus penyelundupan mobil mewah.
Kasus penyelundupan motor mewah pada 2016 sebanyak tiga kasus dan satu kasus di 2017.
Di tahun 2018, jumlah kasus penyelundupan mobil mewah sebanyak 5 kasus dan 8 kasus motor mewah. Jumlahnya meningkat pada tahun 2019 menjadi 57 kasus untuk mobil dan 10 kasus untuk motor.
“Peningkatannya luar biasa tinggi, baik dari sisi motor dan mobil. Ini tantangan besar bagi kami,” ujar Sri Mulyani.
(ars)