BANDUNG, FOKUSJabar.id : Gelaran sentralisasi Pelatda PON XX Jabar dibilang sangat terlambat dibanding provinsi pesaing lain seperti DKI Jakarta dan Jawa Timur. Begitu pula dari sisi dukungan berupa uang saku/insentif, vitamin, hingga suplemen bagi pendukung atlet dalam berlatih.
Kondisi ini dialami Jabar dalam mempersiapan diri menghadapi PON XX tahun 2020 di Papua dengan target mempertahankan juara umum. Namun dengan kondisi yang terjadi, tawaran hingga rayuan bagi atlet potensial Jabar pun sudah mulai gencar dilakukan provinsi pesaing.
Seperti diakui Eki Febri Ekawati, atlet peraih medali emas cabang olahraga atletik di nomor tolak peluru pada gelaran PON XVIII dan PON XIX. Atlet yang lahir 18 Februari 1992 ini mengaku sudah mendapatkan tawaran menggiurkan dari beberapa provinsi lain untuk pindah dan hengkang dari Jabar.
Baca Juga: Bintang Emon Diserang, Tertibkan Buzzer
Namun atlet yang sudah memastikan lolos di 2 nomor pada PON XX ini mengaku ogah ‘mengkhianati’ provinsi dan daerah yang sudah membesarkan namanya. Atlet asal Kuningan ini pun masih bertahan membela panji Jabar di PON XX meski dari sisi dukungan terbilang minim dibanding provinsi yang merayunya pindah.
“Kalau untuk pindah ke provinsi lain, gak pernah kepikiran buat saya meski tawaran untuk itu sudah ada sejak 2004. Ini karena saya melihat kalau profesi atlet di Indonesia ini hanya sekadar hobby saja untuk mengejar ‘sesuatu’ di masa depan misalnya pekerjaan. Kalau di luar negeri, atlet itu pekerjaan profesional dan mendapatkan penghargaan yang pantas,” ujar Eki saat ditemui di gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Selasa (17/12/2019).
Eki mengaku jika pelaksanaan latihan dalam persiapan menuju PON XX sangat jauh berbeda dengan persiapan PON XIX tahun 2016 lalu. Program latihan saat ini diakuinya serba tak jelas, baik dari sisi pelaksanaan latihan maupun dukungan lain dari pemerintah melalui KONI Jabar.
“Harapan saya sih secepatnya pelatda PON XX ini dimulai karena waktu kurang satu tahun lagi. Persiapan kita harus benar-benar mateng, tidak bisa santai meski dari sisi data kita masih unggul. Toh atlet pesaing dari provinsi lain pun pasti latihan dan sudah lebih terkonsentrasi,” tegasnya.
Hal senada diungkapkan Windy Cantika, lifter asal Kabupaten Bandung yang baru saja meraih medali emas di ajang SEA Games 2019 dari kelas 49 kg putri. Windy yang lebih banyak berlatih di pelatnas, mengaku kurang tahu terkait pelaksanaan pelatda PON XX Jabar.
Namun dirinya mengaku sedikit terganggu saat rekan sesama atletnya di pelatnas kerap membicarakan terkait dukungan dari daerah asal mereka untuk persiapan menghadapi PON XX. Tak hanya dari sisi latihan, namun dukungan bagi mereka sangat jauh dibandingkan apa yang diterima dirinya dari Jabar.
“Ya, pasti lah ada obrolan soal insentif untuk persiapan PON XX atau dukungan lain dari sisi vitamin, suplemen, atau ektra fooding lain. Kalau saya, Alhamdulillah, masih bisa terpenuhi karena di pelatnas. Tapi atlet-atlet lain yang masuk tim PON XX Jabar dan tidak masuk pelatnas, bagaimana?,” tutur atlet yang baru berusia 17 tahun ini.
Windy pun mengaku godaan-godaan untuk pindah membela provinsi lain saat PON XX pun sempat dialaminya. Meski hanya sebatas canda atau gurauan.
“Gak kepikiran juga sih untuk pindah, toh awalnya saya asal Jabar dan daerah saya Kabupaten Bandung. Bagaimana pun juga kalau selesai dari pelatnas, saya kan pasti pulang ke daerah saya Kabupaten Bandung. Tawaran-tawaran pindah mah, saya anggap candaan saja,” tegas Windy.
(ageng)