TASIKMALAYA, FOKUSjabar.id: Seks Bebas, jumlah penderita AIDS di Kota Tasikmalaya meningkat terus setiap tahunnya. Tercatat sejak sejak tahun 2004 sebanyak 204 warga kota ini meninggal karena AIDS.
“Benar hingga sekarang sudah ada 204 warga Kota Tasik yang meninggal dunia karena AIDS yang disebabkan seks bebas, ini memang sangat mengkhawatirkan,” kata Pengelola Monev dan Logistik Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Tasik, Dendi Carniadi.
Bukan itu saja masih ada sebanyak 350 lebih penderita AIDS yang sedang dalam perawatan. Bahkan pada tahun 2019 terdapat sebanyak 69 orang yang terjangkit AIDS. Rinciannya 75 persen derita AIDS, dan 25 persen masih HIV.
Baca Juga: Bank bjb Siapkan Berbagai Strategi Ekspansi
Penderita AIDS didominasi pria dan wanita usia produktif antara 20 tahun sampai 30 tahun. Yang masih bayi juga ada karena tertular dari ibunya. Yang mengejutkan, mereka tertular karena seks bebas.
Kota Tasikmalaya memang menduduki rangking ke-13 kota dan kabupaten penderita AIDS. Namun jika dibiarkan bisa saja Kota Tasikmalaya masuk 10 besar warga yang banyak penderita AIDS-nya.
Seperti diketahui Jawa Barat masuk lima besar daerah dengan jumlah pengidap HIV/AIDS terbanyak di Indonesia.
Parahnya, pengidap HIV/AIDS terjadi pada kelompok remaja dengan rentang usia 15-24 tahun. Jumlahnya meningkat dari 30 persen dari sebelumnya hanya 15 persen dibanding tahun 2018.
Menurut Ketua Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jabar , Imam Teja Rachmana 90 persen pengidap HIV/AIDS berada di kisaran usia produktif antara 15-49 tahun. Sebanyak 30 persen berada di usia 15-24 tahun.
“Bukan rahasia umum lagi, sekitar 90 persen penularan HIV melalui hubungan seks Bebas. Tiap tahun penderita HIV dan AIDS terus naik ,” tambahnya
Dia menandaskan, meskipun di Jawa Barat untuk Kota Tasik tak masuk 10 besar, tetapi langkah antisipasi soal penyakit mematikan ini terus dilakukan.
“Ada awal yang bagus dalam pengungkapna kasus baru HIV. Karena tidak kurang dari 2015 terungkap 150 kasus baru tiap tahunnya,” tandasnya.
Jelas dia, jadi interpensi program penanggulangan AIDS yang dilakukan pihaknya telah tepat melalui komunitas, pemerintah dan peran serta masyarakat.
“Kami sudah berusaha menanggulanginya beberapa site up pelayanan di beberapa rumah sakit untuk mengobati orang dengan HIV AIDS. Itu ada di RSUD dr Soekarjdo, dan Rumah Sakit TMC,” pungkasnya.
(dar)