Kamis 12 Desember 2024

Rewan Bencana, Diskar PB Fokus ke Wilayah Timur Bandung.

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) memberi perhatian penuh terhadap wilayah sisi Timur Bandung. Pasalnya, ancaman bencana saat ini beralih ke wilayah Timur dari wilayah Barat.

Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Diskar PB Kota Bandung, Sihar Pandapotan Sitinjak mengatakan, hasil analisa tersebut berdasarkan track on the record atau berdasar pengalaman saja bahwa bencana setiap tahun yang banyak melanda sisi Timur Bandung

” Angin puting beliung misalkan di tahun 2016 terjadi di sisi timur bandung, tahun 2017 banjir bandang Ujung Berung, dan lebih rutin lagi menimpa Kecamatan Pagarsih, oleh itu kita juga sudah ada early warning system di wilayah-wilayah itu,ujarnya di Balai Kota Bandung Selasa (19/11/2019).

Menurutnya, sisi timur bandung didominasi oleh tanah berkontur atau tanah naik turun seperti di Cidadap, tapi kota bandung memiliki dokumen contingency bencana alam sebuah dokumen yang menerangkan apabila terjadi bencana harus bagaimana?,”katanya.

Lebih lanjut Sihar mengatakan, salah satu kota yang memiliki dokumen tersebut hanya kota bandung hanya saja saat belum bisa dirilis sebab harus mengadakan Forum Dicussion Group (FDG) bersama pakar lain untuk mendapatkan kesapakatan dan kesimpulan sebelum diusulkan kepada Wali Kota.

” Di dalam contingency ini ada empat dokumen peta kebencanaan seperti banjir, puting beliung, gempa, longsor, ketika data kita banyak sehingga kita mudah memperkirakan kebencanaan tadi,”jelasnya.

Menurutnya, untuk mendeteksi gempa hanya mengandalkan alat bantuan dari Jepang yang dapat memonitoring ke dalaman 28 km dan 20 detik sebelum terjadi gempa, alat tersebut sudah memberi peringatan.

” Alat itu kita pasang di BTC, di kantor pusat, jadi misalkan ada bencana seperti gempa, banjir dan pohon tumbang sudah bisa diprediksi,”ucapnya.

Sebagai langkah preventif, pihaknya telah melakukan megitas , sosialisasi dan simulasi kebencanaan, langkah itu difokuskan kepada 19 kelurahaan untuk meningkatkan kapasitas pihak kewilayahaan,Kepala RT, RW, Lurah dan stakeholder lainnya.

” Saya juga memberi saran ketika di rumah sedang nonton TV kemudia ada bencana, cari tempat aman atau kontruksi bangunan kuat, jadi saran saya juga buat kontruksi yang kuat,”pintanya.

Sihar mengatakan, sebagai warga harus memahami potensi gempa, dia menerangkan dalam teori gempa apabila ada goyangan pertama dalam kecepatan tinggi tidak menimbulkan efek , tetapi biasanya gempa susulan lebih banyak menimbulkan efek merusak struktur bangunan dan tanah.

Untuk mendukung kesuksesan 3 seksi kegiatan oleh Diskar PB, pihaknya mendapatkan anggaran di 2019 sebesar Rp 900juta untuk seluruh kegiatan dan 2020 Rp 400juta diberikan untuk tambahan sosialisasi sehingga ada Rp1,3 miliar untuk migitasi dan sosialisasi.

” Yang menjadi persoalan ketika sudah digelar sosialisasi kepada kelurahan, ketika sudah mengerti dan dipraktekan tapi tidak disampaikan kepada tetangga lain,”katanya.

Sebagai informasi, kota bandung di 2019 berada di posisi ke 52 sebagai kota rawan bencana dari 10 indeks resiko bencana. Artinya kota bandung masih dalam katagori aman dan berada di tengah-tengah dibandingkan kota lain.

(Yusuf Mugni/Bam’s)

Berita Terbaru

spot_img