Kamis 12 Desember 2024

Teknologi Grab Berdampak Positif bagi Ekonomi dan Sosial

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kehadiran Grab di Kota Bandung telah menyumbang Rp10,1 trilyun, di antaranya melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan para mitra GrabCar, GrabBike, mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios.

Bahkan secara nasional dan Asia Tenggara Grab telah memberi kontribusi ekonomi dan sosial. Kontribusi ekonomi di Indonesia bahkan mencapai Rp48,9 trilyun melalui pendapatan para mitranya.

Demikian disampaikan Head of Public Affairs, Grab Indonesia Tri Sukma Anreianno di Bandung, Kamis (24/10/2019).

Angka di atas, kata dia, adalah bagian dari kontribusi Grab di Asia Tenggara yang mencapai Rp81,5 trilyun.

Melalui program ‘Grab for Good’ Grab ingin meningkatkan keterampilan dan menyediakan kesempatan kepada lebih banyak masyarakat Indonesia dalam menyambut masa depan ekonomi digital.

Terlebih semakin hari semakin banyak masyarakat tidak bisa lepas dari ekonomi digital. Apalagi di daerah perkotaan yang mobilitas dan konektivitas menjadi syarat mutlak beraktivitas.

Hal itu pulalah yang mendasari riset dampak ekonomi digital oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategic.

Sejalan dengan program kontribusi sosial Grab for Good yang diperkenalkan Grab pada September lalu, Grab ingin memberdayakan lebih banyak masyarakat Asia Tenggara untuk menjangkau sejumlah akses krusial ke teknologi.

” Termasuk peningkatan keterampilan dan layanan digital yang mungkin bagi sebagian orang merupakan kesempatan pertama,” kata dia.

Menurut dia, hal itu akan mendorong mereka menjadi bagian dari ekonomi digital yang tumbuh pesat dan memberikan banyak pilihan.

Dari survei yang dilakukan di lima kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan, dapat diestimasi kehadiran Grab telah memberi kontribusi kepada perekonomian nasional Indonesia hingga puluhan trilyun rupiah.

“Kontribusi ekonomi nasional itu didapat salah satunya melalui penciptaan lapangan kerja. Dari data terlihat bahwa 32 persen mitra GrabBike dan 24 persen mitra GrabCar sebelumnya tidak memiliki pendapatan tetap,” kata dia.

Dengan menawarkan peluang pendapatan kepada sekitar Rp300 ribu pengemudi dan 40 ribu agen Kudo, orang yang sebelumnya menganggur diperkirakan input ekonomi Grab mencapai Rp16,4 trilyun pada 2018 lalu.

Peneliti Ekonomi Tenggara Strategics Lionel Priyadi mengatakan, formulasi kebijakan terkait ekonomi digital seharusnya mempertimbangkan kesejahteraan seluruh pihak terkait agar manfaat optimal bisa dirasakan.

“Melalui riset ini, kita bisa melihat bagaimana Grab memberikan peluang yang sama bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, termasuk Bandung, untuk mengambil peran dalam ekonomi digital,” kata Lionel.

Pertumbuhan ekonomi ini harus bisa dinikmati oleh setiap orang dari berbagai kalangan di Indonesia, mulai dari bisnis-bisnis skala kecil hingga masyarakat umum.

‘Satu-satunya cara kita semua dapat meraih kesuksesan adalah dengan memastikan setiap pihak benar-benar menjalankan fungsinya,” kata dia.

Adapun dampak sosial Grab, tampak pada dua aspek, yakni pembukaan akses perbankan kepada usaha kecil dan menengah (UKM), dimana 1,7 juta UKM di Asia Tenggara telah dibantu Grab untuk membuka rekening bank pertama mereka.

(LIN)

Berita Terbaru

spot_img