BANDUNG, FOKUSJabar.id: Kepala Bidang Manajemen Transportasi dan Parkir Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, Asep Kurnia mengatakan, kemacetan di Kota Bandung terjadi karena pertumbuhan panjang jalan dengan pertumbuhan kendaraan tidak seimbang.
” Pertumbuhan kendaraan naik 10 per-tahun sedangkan jalan hanya 1 persen per-tahun,” katanya di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Selasa (15/10/2019).
Menurutnya, dalam mengantisipasi kemacetan, Dishub Kota Bandung melakukan berbagai cara. Diantaranya yaitu antisipasi berbasis jalan raya, dan antisipasi berbasis rel.
Berbasis jalan raya, Dishub menyediakan angkutan massal (umum) seperti Trans Metro Bandung (TMB) yang terdiri dari 4 Koridor. Melayani angkutan sekolah, terdiri dari 5 Koridor.
Mengembangkan angkutan bus pariwisata (Bandros) terdiri dari 5 Koridor. Menyediakan penyewaan sepedah, terdiri dari 19 Stasiun dan setiap stasiun terdiri 3-10 sepeda. Serta membangun Skywalk di Cihampelas.
” Rencana tahun ini, TMB akan ditambah 1 Koridor Antapani-Stasiun Hall sebanyak 10 bus bantuan dari Kemenhub targetnya mulai bulan depan beroperasi,” paparnya.
Lebih lanjut Asep mengatakan, Sedangkan berbasis rel, Pemkot Bandung rencana akan membangun LRT sebanyak 3 koridor, serta akan membangun Kereta Listrik di kawasan Bandung Metropolitan Area (Padalarang-Cimahi-Ciroyom-Cikudapateuh-Cimekar).
Selain itu, Pemkot Bandung berencana akan menambah kapasitas jalan terutama di Persimpangan Jalan Laswi, Membangun Flyover di Jalan Simpang Kopo Soekarno Hatta 2021 Jalan Rumah Sakit-Gedebage dan Underpass Gasibu 2022.
” Pemasangan CCTV dan audio pun akan di lakukan, hal ini untuk menanamkan kesadaran lalu lintas kepada masyarakat,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni/Bam’s)