GARUT, FOKUSJabar.id: Kemarau panjang melanda Kabupaten Garut. Akibatnya, sebagian besar warga mengalami krisis air. Baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun untuk bertani.
Terpantau FOKUSJabar.id, sumur gali milik warga sudah mengering. Untuk bisa mendapatkan air bersih, mereka harus rela antre dan mengangkut air dari sumber mata air “Situ Jaruju ” yang jarak tempuhnya sangat jauh.
Seorang warga Kampung Warung, RW05, Desa Sukaluyu, Kecamatan Sukawening, Tata mengaku mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
“ Untuk kebutuhan sehar-hari, saya dan warga lainnya mengandalkan air di bak penampungan masjid yang bersumber dari mata air Situ Jaruju,” kata Tata, Selasa (1/10/2019).
Senada disampaikan warga Kampung Tegalsari, RW03, Mugio SP. Menurut dia, untuk memenuhi kebutuhan sehari hari (mandi, cuci dan memasak), saban hari harus rela menempuh jarak 2 km ke sumber mata air Situ Jaruju.
” Sumur gali warga sebagian besar mengering. Kami setiap hari menempuh jarak 2 km demi dua jerigen air bersih,” ujar Mugio yang juga mantan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sukaluyu.
Warga berharap mendapat pasokan air bersih seperti tahun-tahun sebelumnya. Dimana masyarakat Desa Sukaluyu mendapat pasokan/kiriman dari Partai Demokrat (PD). Sayangnya, musim kemarau tahun ini, partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak lagi menyuplainya.
“ Seharusnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) hingga Pemerintah Desa peka terhadap kekeringan yang sudah melanda hampir selama empat bulan ini,” singkat Mugio nampak kesal.
(Andian/Bam’s)