GARUT, FOKUSJabar.id: Penjabat (Pj) Kepala Desa (Kades) Sukaluyu, Kecamatan Sukawening, Yuddy Kuswanadipura menegaskan, rencana penanaman pohon mawar di tanah carik desa, Bumi Cibatu Agung (BCA), selain menjadi destinasi wisata juga menargetkan pada tahun 2020, Sukaluyu menjadi pemasok terbesar minyak mawar di Kabupaten Garut.
” Saya optimis, tahun 2020, jika Kebun Mawar sudah berjalan, Sukaluyu menjadi pemasok minyak mawar terbesar di Garut,” kata, Minggu (29/9/2019).
Menurut dia, nantinya banyak yang bisa di eksplor. Semisal, Mawar baik dikonsumsi untuk kesehatan, dibuat teh, minyak, sabun dan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Garut.
” Jika berjalan sesuai harapan, maka dipastikan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Pendapatan Asli Desa (PADes),” ungkap Yuddy.
Sementara Pegiat Sosial Komunitas Mawar Maggot Garutan (Maggar), Jayadi mengatakan, cara menanam tanaman Mawar Garutan sangat mudah (stek) dan sekitar empat bulan sudah bisa dipanen.
” Jarak tanam Mawar Garutan berjarak 1 m x 1 m. Pupuknya menggunakan pupuk organik hasil permentasi,” terang dia.
“ Dalam jangka waktu 4 bulan sudah bisa dipanen dalam skala kecil. Dan menginjak usia tanam 8 bulan ke atas, satu tanaman Mawar bisa menghasilkan 2 kg bunga mawar,” sambung Jayadi.
Keunggulan lainnya, tanaman mawar hanya dihinggapi lalat sebagai hama. Dan itu bisa ditanggulangi dengan Pestisida hasil permentasi.
” Usia pohon mawar di perkirakan 15-20 tahun. Karakternya sama dengan kopi, namun mawar bisa dipanen setiap hari,” tutup Jayadi.
(Andian/Bam’s)