BANDUNG, FOKUSJabar.id : Jawa Timur mendominasi raihan medali pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PABBSI & Pra PON XX/2020 cabang binaraga yang selesai digelar di GOR Tri Lomba Juang, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Senin (19/8/2019). Tuan rumah Jawa Barat sendiri hanya mampu meraih satu gelar dari tujuh kelas yang dipertandingkan di cabang binaraga.
Dari tujuh kelas yang dipertandingkan di cabang binaraga, Jatim berhasil meraih 4 medali emas sekaligus meloloskan sebanyak 5 atlet di lima kelas pertandingan binaraga pada PON XX tahun 2020 di Papua. Empat medali emas bagi Jatim, disumbangkan Kariyono di kelas 65 kg, Misnadi di kelas 70 kg, Komara Dhita Yana di kelas 80 kg, dan I Gede Darma S di kelas 85+ kg.
Sementara itu, Jawa Barat sebagai tuan rumah hanya meraih satu medali emas atas nama Roni Romero di kelas 60 kg dan satu medali perunggu atas nama Anton Tjarmiati di kelas 65 kg. Jawa Barat sendiri meloloskan empat atlet dari tujuh kelas pertandingan cabang binaraga pada PON XX tahun 2020 di Papua atas nama Roni Romero (60 kg), Anton Tjarmiati (65 kg), Atang Efendi (80 kg) dan Willi Ramadita (85 kg).
Sementara dua medali emas lainnya dibagi rata Bangka Belitung (Babel) dan Bengkulu. Babel meraih medali emas di kelas 75 kg atas nama 75 kg dan Bengkulu atas nama Putu Mardika di kelas 85 kg.
Ketua Bidang Binaraga Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga (PABBSI) Jawa Barat, Benny Cipta Wijaya menuturkan, untuk babak kualifikasi PON XX/2020 pihaknya mengikutkan sebanyak tujuh atlet masing-masing di tujuh kelas yang dipertandingkan. Dari tujuh atlet tersebut, sebanyak empat atlet memastikan lolos ke PON XX usai menempati posisi lima besar di kelasnya masing-masing serta dua diantaranya meraih satu medali emas dan satu medali perunggu.
“Sebelum pelaksanaan pertandingan, salah satu atlet kita di kelas 80 kg atas nama Atang Efendi mengalami dehidrasi karena harus menurunkan berat badan dalam waktu yang singkat. Untungnya dia masih bisa bermain dan menembus lima besar sehingga lolos ke PON XX,” ujar Benny saat ditemui di lokasi pertandingan, Senin (19/8/2019).
Benny berharap, keempat atlet yang sudah memastikan tiket ke PON XX pada Oktober 2020 mendatang bisa dikirimkan KONI Jabar ke Papua. Pasalnya, semua atlet sudah berjuang keras untuk bisa mendapatkan tiket menuju Papua.
“Mereka semua sudah berjuang sama kerasnya, saya harap empat atlet yang sudah lolos ke PON XX bisa dikirim. Di Pra PON XX ini bukan penampilan puncak atlet, karena puncaknya nanti pada saat PON XX,” tambahnya.
Terkait dugaan doping yang sempat menimpa atlet binaraga Jabar saat PON XIX tahun 2016, Benny memastikan jika hal tersebut tidak akan lagi terjadi. Pihaknya pun akan melakukan pengawasan yang lebih ketat dan pemilihan suplemen bagi atlet yang lebih selektif.
“Apa yang terjadi pada saat PON XIX, atlet salah makan obat atau suplemen karena dipaksa bermain di kelas bawah sehingga harus menurunkan berat badan. Dia mengira suplemen atau obat yang dia makan itu aman dari zat doping, ternyata mengandung salah satu zat doping. Jadi lebih karena ketidaktahuan atlet dan ketidaksengajaan. Tapi untuk PON XX, kita pastikan tidak terjadi lagi apalagi sudah mulai dites sejak Pra PON,” tegasnya.
(ageng)