BANDUNG, FOKUSJabar.id : Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Jawa Barat berencana melakukan penerapan sport science dalam pembinaan atlet. PBSI Jabar pun mulai menjajaki kerja sama dengan para ahli di ITB dalam penerapan sport science dalam proses pembinaan prestasi atlet Jabar.
“Sport science sudah jadi pedoman di negara yang memiliki peradaban lebih maju. Sport science lebih diutamakan dibandingkan pola-pola konvensional yang bisa membuat masa aktif performa atlet lebih lama. Di Eropa, atlet dengan usia lebih tua masih mampu tampil kompetitif karena model latihan mereka dilakukan melalui pendekatan sport science,” ujar Ketua Umum Pengprov PBSI Jabar, Akhmad Wiyagus saat memantau pelaksanaan Djarum Sirnas Premier Li Ning – Jawa Barat Open 2019 di GOR Bandung, Jalan Jakarta Kota Bandung, Kamis (27/6/2019).
Wiyagus melihat, para pelatih Indonesia masih cenderung dengan pelaksanaan latihan yang menggunakan metode konvensional sehingga kerang dikritisi para atlet luar negeri. Program latihan dengan metode konvensional, dinilainya memiliki beberapa kekurangan yang salah satunya membuat atlet rentan terhadap cedera.
Penerapan sport science ini mungkin tidak akan begitu saja diterima pelatih maupun atlet karena hasilnya tidak bisa instan. Tapi bagaimana pun juga, penerapan sport science hal yang harus diupayakan sebagai bagian dari proses latihan atlet bulu tangkis di Jabar. Karena itu, kami akan coba merealisasikan dengan berbagai upaya dan proses pembelajaran dari senior-senior di kepengurusan, para pelatih, juga pemain,” tuturnya.
Penerapan sport science, lanjutnya, akan menjadi prioritas untuk mengupayakan masa depan yang lebih baik bagi atlet. Metode pelatihan dengan pendekatan sport science. diharapkan bisa menjadi program yang secepatnya bisa direalisasikan.
“Yang harus kita pikirkan itu, masa depan atlet. Dengan sport science, masa depan atlet bisa terjamin serta metode pelatihan apa yang bisa diterapkan dan mana yang tidak bagi atlet. Tidak bisa semua pelatihan dipaksakan ke atlet. Kita pun akan mulai menerapkan bagaimana seorang atlet itu bisa manajemen diri mereka untuk bisa mencapai prestasi maksimal,” tegasnya.
(ageng)