CIAMIS, FOKUSJabar.id: Sebanyak 363 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) minta dicoret dari daftar penerima bantuan. Permintaan pencoretan tersebut atas kesadaran mereka karena merasa sudah mengalami perbaikan taraf ekonomi.
Salah seorang penerima bantuan PKH Heni, warga RT04/RW05 Dusun Depok Desa Sukajadi Kecamatan Sadananya, mengaku keluarganya sudah mandiri secara ekonomi. Atas kesadaran diri sendiri dan hati yang tulus, Heni mengundurkan diri dari daftar penerima PKH. Heni merasa tidak layak lagi mendapatkan bantuan tersebut.
“Alhamdulillah, sekarang sudah (ekonomi) membaik. Suami saya usahanya jalan lagi dagang keliling. Mayeung, lancar. Makanya saya minta gak mau lagi dapat PKH,” kata Heni, Kamis (13//7/2019).
Ternyata bukan hanya Heni KPM PKH di Ciamis yang atas kesadaran sendiri minta dicoret sebagai penerima bansos PKH. Kepala Bidang Bantuan dan Perlindungan Sosial Dina Sosial Kab. Ciamis, Wawan Setiawan mengatakan, hingga bulan Juni 2019 pusat data Kordinator Pendamping PKH, ada 363 KPM yang mundur dari daftar KPM, karena perekonomiannya membaik.
“Mereka sudah mandiri secara ekomoni, ini berkat pendampingan para pendamping PKH. Para pendamping ke KPM memberikan pelatihan-pelatihan kemampuan keluarga dalam berwirausaha,” kata Wawan.
Kata Wawan di bawah terdapat 168 pendamping dengan 2 Kordinator Pendamping PKH Kab. Ciamis yang secara terus menerus memantau perkembangan para KPM dari sisi perekonomian mereka den memberikan pendampingan melalui program Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2).
“Saya sangat mengapresiasi sekali kinerja para pendamping. Mereka solid. Dan memiliki target-target yang jelas dalam kerja-kerja pendampingan, terutama program P2K2,” kata Wawan.
Koordinator PKH Kab. Ciamis Wilayah Timur Putri Dita Silva Kartika Asri menjelaskan, program pendampingan PKH tidak hanya fokus bagaimana menyalurkan bantuan saja, tetapi juga memberikan suport kepada KPM agar bisa memperbaiki ekomoninya melalui program P2K2.
“Ada pertemuan dimana KPM diberi motivasi dan pelatihan. Ada yang membuka warung, ada yang membuak home industri makanan olahan, ada yang menjadi pengrajin produkis mebeulair, pedagang keliling dan lain lain,” kata Putri.
Sementara Kordinator PKH Kab. Ciamis Wilayah Barat Indra Maulana, mengatakan setiap pendamping diberi target untuk bisa mengantarkan tingkat kesejahteraan KPM tiap – tiap pendamping dua orang dalam satu tahun.
Setealh dikurangi 363 KPM yang graduasi jumlah KPM PKH Ciamis kinin berjumlah 48.414 KPM. Ada peningkatan kesejahteraan KPM dari tidak mampu menjadi mampu, sebesar 0,3 persen.
” Tiap tahun tiap pendamping dua orang KPM yang sejahtera dan kemudian mereka tergraduasi karena atas kesadarannya mengundurkan dari dari daftar KPM PKH,” kata Indra.
Namun kata Indra, dengan mundurnya 363 KPM dari daftar penerima KPH, tidak lantas bisa dialihkan kepada keluarga lain. “Perkara jatah KPM PKH, itu kewenangannya di pusat, mencagu pada data kemiskinan yang sudah ada di pemerintah pusat,” kata Indra.
Jumlah KPM yang tergraduasi atas permintaan sendiri di Ciamis melalui prgam P2K2 pendampingan PKH, telah mnjadikan Kab. Ciamis menduduki peringkat kedua Tingkat Nasional capaian tertinggi P2K2.
” Ada lima kabupaten yang capaian P2K2 nya tertinggi. Ciamis di peringkat dua setelah Kota Cimahi,” kata Indra.
(DH)