BANDUNG, FOKUSJabar.id : Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Komunitas Mahasiswa Pecinta Otomisasi dan Robotika (Kompor) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berhasil menciptakan inovasi yang memberikan kemudahan bagi para penyandang disabilitas, khususnya tunanetra. Kedua alat tersebut yakni dispenser berbicara dan alat timbang berbicara.
Ketua UKM Kompor, Bahha Hamzah menuturkan, UKM yang diresmikan tahun 2008, pada awal berdirinya fokus kepada keikutsertaan pada kontes robot yang digelar Kemenristekdikti. Dispenser dan timbangan berbicara ini pun merupakan main project pertama Kompor di tahun 2019.
“Inovasi ini kami ciptakan setelah kami melakukan observasi di SLB Negeri A Kota Bandung dan berdiskusi dengan para guru. Dari hasil itu, kami memutuskan membuat dispenser dan timbangan berbicara karena penyandang disabilitas tunanetra punya kekurangan dalam hal mengukur atau menakar,” ujar Bahha pada konferesi pers di gedung UC, UPI, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Jumat (12/4/2019).
Secara bertahap, dua inovasi UKM Kompor UPI tersebut akan dihibahkan secara bertahap ke SLB se-Jabar. Berdasarkan data tahun 2013 yang diperoleh dari Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, terdapat sebanyak 58 SLB di seluruh Jabar.
” Untuk saat ini, kami baru memproduksi sebanyak 4 dispenser dan timbangan berbicara karena terkendala masalah pembiayaan produksi. Rencananya, kedua inovasi ini akan kami launching di SLB Negeri A Kota Bandung pada 26 April mendatang,” tambahnya.
Untuk biaya produksi, lanjut Bahha, satu buah dispenser berbicara dibutuhkan dana sekitar Rp700 ribu dan untuk timbangan berbicara sekitar Rp300 ribu. Sebelum melakukan produksi, pihaknya pun melakukan riset dan ujicoba selama kurang lebih satu bulan setengah.
” Untuk timbangan berbicara, murni merupakan inovasi kami mulai dari bentuk hingga desain. Sedangkan untuk dispenser berbicara merupakan pengembangan dari produk yang sudah ada,” tuturnya.
Selain akan dihibahkan ke SLB-SLB di seluruh Jabar, pihaknya pun merencanakan untuk menerapkannya ke masyarakat. Pada awal-awal, pihaknya akan memfokuskan distribusi kedua inovasi tersebut kepada komunitas atau perkumpulan.
” Tapi semua tergantung bantuan dana dari pihak UPI maupun sponsor lain yang mau ikut bergabung. Bagi kami, ini adalah pengabdian dan ini sangat menyenangkan karena kami melihat menberikan dampak dan manfaat lebih lama. Baik bagi masyarakat maupun UPI, dibandingkan prestasi yang kami raih di ajang konter Robot,” pungkasnya.
(ageng/bam’s)