BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat memperkuat komitmen memberantas penyakit Tuberculosis (TBC). Hal itu tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pegub) No12 tahun 2019 tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Upaya Pencegahan dan Pengendalian TBC di Jawa Barat.
Pergub yang sudah ditandatangani Gubernur Ridwan Kamil untuk kali pertama disosialisasikan kepada publik pada acara peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia Tingkat Provinsi Jawa Barat di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (8/4/2019) kemarin.
Sekda Jawa Barat, Iwa Karniwa mengungkapkan, Pergub tersebut lahir karena saat ini dari 27 Kabupaten/Kota di Jabar baru lima daerah yang memiliki RAD. Yakni, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Bogor dan Kota Cirebon.
Pergub tersebut lanjut Iwa diharapkan dapat menstimulus 22 daerah lainnya agar segera memiliki cetak biru penanggulangan TBC.
“ Kami akan dorong 22 Kabupaten/Kota lainnya untuk memiliki RAD berbentuk Peraturan Bupati atau Wali Kota,” katanya.
RAD meliputi langkah-langkah strategis memberantas TBC. Yakni mulai dari sosialisasi, edukasi kepada masyarakat, deteksi dini melalui pemeriksaan, hingga pendampingan pengobatan secara tuntas bagi warga yang positif TBC.
Menurutnya, dari 842.000 kasus baru TBC di Indonesia, sekitar 127.000 kasus ada di Jabar. Dari 127.000 kasus itu yang baru bisa diobati baru 50 persen. TBC tidak mengenal usia, jenis kelamin, status sosial, pekerjaan dan ras.
Dia bersyukur, Jabar sudah punya RAD sehingga pemberantasan TBC di Jabar lebih terarah dan lebih pasti secara hukum.
“ Alhamdulillah, di Jawa Barat sudah ada rencana aksi daerah yang merupakan langkah-langkah untuk menyelesaikan supaya tuberculosis hilang di bumi Jawa Barat ini,” kata Iwa.
Pada peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia Tingkat Jawa Barat diumumkan bahwa Dinas Kesehatan Jabar telah memeriksa 8.369 warga di sembilan Kabupaten/Kota. Petugas menemukan 873 orang di antaranya menunjukkan gejala TBC, sedangkan 41 lainnya dinyatakan positif.
Petugas juga memeriksa berbagai tempat berisiko seperti pondok pesantren, asrama TNI-POLRI, serta lembaga pemasyarakat atau rumah tahanan. Hasilnya petugas menemukan 57 orang positif TBC.
“ Pemeriksaan di tempat-tempat beresiko antara lain pesantren, asrama TNI-POLRI, dan di lapas rutan. Di ketiga tempat itu berhasil ditemukan penderita TBC di lapas 5 orang dari 58 yang diperiksa, di pesantren 47 orang dari 1.210 santri, dan di TNI-POLRI menemukan juga 5 orang,” sebut Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Uus Sukmara
Menurut Uus, peringatan Hari TBC Sedunia penting untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya TBC. Penyakit yang disebabkan bakteri mycobacterium tuberculosis ini harus menjadi isu utama di semua lini.
Guna memperkuat komitmen penanggulangan TBC, semua stakeholder harus berkontribusi dalam berbagai program pencegahan dan pengendalian, penyebarluasan informasi, serta aktif melibatkan semua pihak dalam pelayanan program TBC.
(Bam’s)