JAKARTA,FOKUSJabar.id: Calon Legislatif Dapil Nusa Tenggara Timur (NTT) 2 Muhamad Ludfy menyebut, tidak ada yang lebih indah bagi masyarakat NTT selain melihat putra-putri Pak Harto kompak dalam satu partai dan berjuang meneruskan cita-cita luhur almarhum.
“Masyarakat NTT ingin melihat kembali cita-cita Presiden Soeharto (almarhum), yakni Indonesia tinggal landas, Indonesia macan Asia. Dua kalimat itu, kata dia, masih tersimpan di kepala masyarakat NTT,” kata Ludfy melalui rilisnya, Kamis (28/3/2019).
Sejak ditetapkan sebagai caleg NTT 2 Ludfy berkeliling ke hampir seluruh daerah pemilihannya untuk mensosialisasikan program Partai Berkarya dan cita-cita Pak Harto. Masyarakat masih belum lupa bagaimana kepedulian Pak Harto dengan pembangunan sektor pertanian.
“Saya hidup di era kepemimpinan Pak Harto dan merasakan bagaimana pertanian menjadi penggerak ekonomi nasional,” kata dia.
Lebih lanjut Ludfy mengatakan bahwa petani NTT hidup miskin. Dia menggambarkan sebagian besar petani NTT saat ini kesulitan mencari uang Rp20 ribu per hari.
Sejalan dengan kebijakan ketua umum Partai Berkarya Tommy Soeharto, Ludfy tidak ingin mengumbar janji kepada masyarakat. Dia hanya memperlihatkan keberpihakannya kepada petani miskin dengan berencana mendirikan koperasi yang menampung hasil bumi petani NTT.
“Rencananya, koperasi membeli produk petani dengan harga layak dan memasarkannya, Partai Berkarya ingin petani merdeka dari tengkulak,” tegas dia.
Tommy Soeharto, kata Ludfy, memperlihatkan kepedulian luar biasa untuk yang satu ini. Dia rela menunda kunjungannya ke Papua, daerah pemilihannya, dan membina kelompok tani di sejumlah kabupaten di NTT dan daratan Timor Barat.
Potensi NTT tidak hanya di sektor pertanian, tapi juga perikanan. Partai Berkarya, kata Ludfy, punya program untuk membantu nelayan memasarkan hasil tangkapan; ikan tuna, barakuda, tenggiri, dan lainnya, ke berbagai wilayah di Indonesia.
“Saya akan berusaha membangun cold storage yang dikelola koperasi nelayan bahkan, cold storage akan coba dibangun di tiga kabupaten yang memiliki garis pantai; Atambua, Alor, Ende, dan lainnya,” kata Ludfy
Saat ini Ludfy membantu nelayan dengan menyediakan kapal untuk digunakan menangkap ikan. Hasil tangkapan dibagi dua; untuk nelayan dan membantu pembangunan masjid.
Gagasan lain yang coba diterapkan adalah menjual hasil tangkapan nelayan di koperasi dengan sistem titip jual menggunakan kupon.
“Berapa ton yang mereka jual per pekan tercatat. Koperasi juga memberi modal kerja untuk pembelian solar sampai konsumsi para nelayan selama melaut,” ungkap dia.
(LIN)