Jumat 13 Desember 2024

SMAN 7 Bandung Raih Juara Nasional e-Sport Antar Pelajar

BANDUNG, FOKUSJabar.id : SMA Negeri 7 Bandung (Seven E-Sport) tampil sebagai juara pada kompetisi e-Sport antar pelajar tingkat nasional ‘JD.ID High School League (HSL) Season I Tahun 2018’ dan berhak atas piala, beasiswa dengan total nilai Rp30 juta dan lima unit PC game.

Di babak final yang mempertandingan game online Dota 2, tim SMAN 7 Bandung yang diperkuat Rizki, Haikal, Agung, Rico, dan Dekis berhasil mengalahkan pesaingnya sejak dari tingkat Jabar, tim SMA Negeri 23 Bandung.

Salah seorang anggota tim Seven E-Sport, Haikal mengaku tidak pernah menyangka akan meraih gelar juara nasional. Pasalnya, kompetisi e-sport tingkat pelajar yang mempertandingkan game Dota 2 ini merupakan yang pertama kali digelar di Indonesia.

“Jujur, kami nggak pernah nyangka bisa jadi juara nasional dan bisa menyumbangkan komputer bagi sekolah kami. Ini benar-benar sebuah kebanggaan apalagi ini kan level nasional dan baru pertama kali digelar,” ujar Haikal saat ditemui di kampus SMAN 7 Bandung, Jalan Lengkong Kecil Kota Bandung, Selasa (19/2/2019).

Sebelum mengalahkan tim e-sport SMA Negeri 23 Bandung di babak final, Haikal dkk pun harus berjuang dari babak penyisihan di level regional. Total, sebanyak 305 sekolah menengah atas mengikuti kompetisi e-sport bertajuk ‘JD.ID HSL’ musim pertama tahun 2018 ini.

‘Untuk musim kedua di tahun 2019 ini, kami dipastikan sudah tidak bisa ikut bertanding karena sudah kelas XII dan bersiap menghadapi ujian nasional. Kita harap bisa ada yang meneruskan jejak p[restasi kami juga sehingga maen game itu ada tujuannya dan tidak menjadi candu,” terangnya.

BACA JUGA: Covid-19, Disdik Kota Bandung Imbau Tak Ada Pertemuan di Sekolah

Hal senada diungkapkan Kapten Seven E-Sport, Agung yang mengharapkan keberhasilan dirinya bersama rekan satu tim bisa menambah motivasi penerus menghadapi musim kompetisi 2019. Untuk menghadapi laga sendiri, Agung mengaku jika dirinya dan rekan setimnya tidak terlalu melakukan banyak persiapan khusus.

Selain mengasah kekompakan tim dengan bermain bersama antara 2-3 jam, juga terus mengasah skill individu dari setiap anggota tim. Karena selain kekompakan tim, skill indiviidu dari setiap anggota tim pun memberikan pengaruh cukup besar.

“Apalagi sekarang sudah ada lima unit PC gaming berkinerja tinggi yang bisa dimanfaatkan untuk berlatih dan mengasah kemampuan setiap anggota tim seven e-sport ini. Kami harap, gelar ini bisa dipertahankan. Tapi tidak dengan melupakan tugas utama kita yakni sekolah dan belajar,” tegas Agung.

Guru Pendamping Tim Seven E-Sport yang juga merupakan guru IT SMA Negeri 7 Bandung, Nur Afni mengaku akan terus memberikan dukungan penuh terhadap partisipasi siswanya dalam kegiatan E-Sport. Pasalnya, kompetisi digelar tidak hanya bermain game namun juga mengusung nilai-nilai pendidikan bagi pengembangan mental dan karakter anak.

“Kita gak pernah larang anak maen game, yang dilarang itu kalau sedang belajar jangan buka HP atau maen game. Dan sebelum memberikan izin mengikuti kompetisi, saya selalu menekankan kepada mereka untuk komitmen dan disiplin. Kapan maen game dan kapan belajar. Mereka tidak ada masalah dengan akademis sampai saat ini dan anak-anak justru jadi terarah, berprestasi, atau bahkan menjadi mata pencaharian dengan adanya even ini,” terang Nur Afni.

Sementara itu, Vice President JD.ID HSL 2019, Sonny Hadi Sukotjo menuturkan, kesuksesan gelaran kompetisi musim pertama akan terus dipertahankan di musim berikutnya. Salah satunya mengusung nilai-nilai pendidikan dan mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah.

“Terus terang, kami sebelumnya pesimis dengan even e-sport tingkat pelajar ini karena biasanya digelar untuk level pro bukan amatir seperti pelajar. Tapi setelah melihat animo peserta dan dukungan pihak sekolah hingga 305 tim SMA dari seluruh Indonesia ikut serta, itu sudah diluar ekspetasi awal kami,” ujar Sonny.

Sonny menambahkan, tujuan dari kompetisi e-sport kali ini pun untuk merangsang pelajar tidak kecanduan game tanpa arah yang jelas. Dengan kompetisi ini, para pelajar memiliki target yang jelas bermain game serta lebih terarah.

“Itulah kenapa kami mensyaratkan setiap anggota tim SMA ini tidak hanya pandai bermain game, tapi juga harus punya nilai akademis yang bagus. Karena itu kami sertakan kewajiban bagi setiap tim untuk didampingi guru,” tambahnya.

Untuk kompetisi e-sport JD.ID HSL musim kedua tahun 2019, lanjut Sonny, akan diikuti 20 sekolah berdasarkan hasil dari gelaran musim pertama. Musim kompetisi 2019 sendiri akan menggunakan format turnamen sistem liga dimana semua tim akan berhadapan untuk meraih poin tertinggi.

“Seperti halnya kompetissi sepakbola, dan memiliki poin tertinggi di akhir musim akan menjadi juaranya. Untuk setiap sekolah, akan kta beri dana support masing-masing Rp15 juta. Sedangkan untuk juara, selain piala, akan diberikan beasiswa dengan nilai Rp30 juta bagi juara pertama, Rp20 juta bagi juara kedua, dan Rp 10 juta bagi juara III,” pungkasnya.

(ageng/bam’s)

Berita Terbaru

spot_img