BANDUNG, FOKUSJabar.id: Kota Bandung secara kesiapan teknis dalam mitigasi bencana alam cenderung kurang. Kepala Diskar PB Kota Bandung, Ferdi Ligaswara mengatakan Kota Bandung belum mempunyai early warning system terutama untuk mendeteksi kemungkinan gempa.
Padahal, kata Ferdi, di Jawa Barat khususnya Kota Bandung merupakan titik rawan bencana seperti longsor, gempa, angin puting beliung dan sebagainya. Terlebih saat musim penghujan potensi bencana alam semakin besar terjadi.
“Kota bandung secara kesiapan teknis, Pemerintah Kota Bandung belum mempunyai early warning system atau alat pendeteksi gempa terutama. Ini dimiliki oleh institusi oleh yang punya kaitan kompetensi yang relevan seperti BMKG di (bagian-red) Geologi dan Geofisika,” paparnya, Rabu (9/1/2019).
Namun terkait dengan banjir, lanjut Ferdi, Kota Bandung telah memiliki sejumlah alat pendeteksi banjir yang sudah terpasang di beberapa titik kota Bandung. Alat pendeteksi banjir tersebut terpasang di tiga sungai yang ada di Kota Bandung.
“Untuk alat deteksi banjir saat ini sudah terpasang di Sungai Cikapundung (Dago) dan Sungai Cidurian yang sudah terintegrasi ke pusat kendali BBWS Citarum. Serta terdapat alat pendeteksi banjir manual di daerah Univ. Widyatama (Sungai Cidurian).
Selain itu, Diskar PB Kota Bandung pun telah meluncurkan aplikasi Flood Early Warning and Early Action System (FEWEAS). Aplikasi tersebut diklaim cukup akurat dalam mendukung penanganan kebencanaan di Kota Bandung dan sejumlah daerah yang berada di kawasan DAS Citarum.
(Vetra)