MAJALENGKA, FOKUSjabar.co.id Ketua TP-PKK Jawa Barat Atalia Praratya mengunjungi kediaman keluarga AlTuti Tursilawati, TKW yang meninggal di Arab Saudi, di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji, Majalengka, Kamis (01/11/18). Kedatangan Atalia bersama kepala DP3AKB Jabar, Sekda, Ketua PKK dan Kadisnaker Majalengka, disambut peluk tangis Ibunda dan anak Tuti.
Atalia menyampaikan bela sungkawa dan keprihatinannya atas kejadian yang menimpa Tuti tanpa sepengetahuan keluarganya dan pemerintah.
“Saya turut prihatin dan berbela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga kejadian ini tidak menimpa masyarakat kita lagi,” ucapnya.
Menurutnya, upaya maksimal sudah dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah seperti pendampingan sejak kasusnya di tahun 2010 silam.
“Upaya sudah dilakukan maksimal oleh pemerintah pusat dan daerah karena ini sudah berjalan sejak tahun 2010, prosesnya sangat panjang. Saya juga melihat bahwa upaya pendampingan sudah sering dilakukan,” ujar Atalia.
Salah satu upaya untuk mencegah kejadian serupa tidak terulang, TP-PKK Jabar bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Jabar akan memperkuat pemberdayaan perempuan.
“Yang kami lakukan adalah upaya pencegahan agar tidak terjadi seperti ini lagi di kemudian hari. Ini tugas saya dengan DP3AKB,” ujarnya.
Rencananya dalam waktu dekat akan didirikan sekolah perempuan di seluruh Jabar. Sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan keluarga, menghilangkan traficking, mengurangi angka perceraian dan memberdayakan perempuan secara ekonomi. Pendirian sekolah perempuan menurut Atalia sangat penting untuk segera dilakukan
“Ini penting untuk dilakukan dalam waktu dekat. Daerah seperti Cimahi, Kota Bogor sudah melakukan itu. Kami sudah mempersiapkan instrumennya agar kedepannya perempuan menjadi cerdas, mandiri dan tahan banting,” tuturnya.
Atalia menyebut, TKW asal Majalengka jumlahnya cukup tinggi yaitu 8 ribu lebih dan 3 ribu diantaranya menjadi tenaga kerja di Arab Saudi. Khusus di Desa Cikeusik saja sempat ada 400 TKW namun saat ini jumlahnya telah berkurang menjadi 50 orang.
“Kita harus pantau terus mereka. Harapan saya sebetulnya perempuan-perempuan tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi masalah,” terang Atalia.
Diakhir kunjungannya, Atalia memberikan bantuan kadeudeuh yang diserahkan kepanda Ibunda Tuti.
HUMAS JABAR