BANDUNG, FOKUSJabar.id: Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi mengunjungi Desa Padasuka, Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung, Jumat (19/10/2018) dalam rangka promosi pelayanan KB & KR berkualitas dalam era JKN bersama mitra kerja (BKKBN) tahun 2018.
Program yang diangkat yaitu Kependudukan Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga (KKBPK). Program KKBPK tidak hanya berbicara tentang alat kontrasepsi saja tetapi bagaimana agar program ini bisa membangun keluarga yang sehat dan sejahtera dengan melaksanakan delapan fungsi keluarga secara optimal.
Program KKBPK ini juga merupakan agenda yang harus diprioritaskan secara massif kepada masyarakat khususnya di daerah yang laju pertumbuhan penduduknya tinggi seperti di Kabupaten Bandung. Pertambahan penduduk akan berdampak pada kebutuhan lahan maupun pangan. Hal tersebut juga akan memicu permasalahan sosial seperti pendidikan dan lapangan pekerjaan, akibatnya kesempatan pendidikan berkurang, kesempatan berkerja menipis, kesempatan mendapat hunian yang layak sulit, dan seterusnya.
Kita sebagai warga negara harus memikirkan bagaimana nanti generasi penerus bangsa kedepannya, artinya kita juga harus ikut mensosialisasikan dan mengupayakan pengendalian jumlah penduduk.
Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat Elma Triyuliana mengatakan program ini merupakan salah satu bentuk program prioritas BKKBN agar ketahanan keluarga dapat terjaga implikasinya laju pertumbuhan penduduk dapat berkurang.
Program ini utamanya adalah untuk merencanakan kehidupan yang lebih baik bagi keluarga bukan untuk membatasi kelahiran. Program ini juga untuk meningkatkan taraf hidup keluarga agar anak semakin berkualitas, orang tua bahagia, dan keluarga sejahtera.
“Semoga dengan telah mengikuti agenda sosialisasi ini masyarakat di Kampung Pinggirwangi Desa Kutawaringin dapat menjadi motor penggerak Keluarga Berencana di daerahnya masing-masing,”katanya.
Perwakilan BP2KBP3A Kabupaten Bandung Endi Supriyadi mengungkapkan laju pertumbuhan kependudukan di Kabupaten Bandung merupakan paling tinggi setelah Kabupaten Bogor.
“Yaitu sekitar 60 ribu sampai dengan
70 ribu jiwa per tahun dengan total penduduk 3,6 Juta Jiwa. Mengapa bisa demikian, karena Kabupaten Bandung menjadi sasaran tempat imigrasi penduduk dari luar Jawa Barat untuk mencari pekerjaan di berbagai industri yang ada disini,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut ia dinas BP2KBP3A Kabupaten Bandung sebagai dinas yang mengawal berjalannya program-program Keluarga Berencana sangat mendukung promosi pelayanan KB & KR berkualitas dalam era JKN bersama mitra kerja (BKKBN) tahun 2018.
“Dengan terlaksananya agenda ini, ibu dan bapak dapat melakukan program KB agar adanya rentang waktu kehamilan. Sehingga, kehidupan berkeluarga harus direncanakan sejak sedini mungkin,” ucapnya.
Ia juga menyebutkan ada beberapa macam jenis KB, yaitu pil, suntik, implan, ayudi, MOW, kondom dan MOP. Saat dulu KB pernah memiliki masa kejayaan pada tahun 1970 sampai dengan 1990 karena pemerintah berperan pro aktif dalam mendukung sosialisasi KB.
“Kami sebagai mitra kerja dengan DPR Komisi IX dapat mensosialisasikan kembali perihal Keluarga Berencana di wilayah Kabupaten Bandung. Program kami yaitu Kependudukan Keluarga Berencana Pembanguan Keluarga (KKBPK) dimana mempunyai tiga makna yaitu Kependudukan, Keluarga dan Pembangunan,” jelasnya.
Dalam melaksanakan hal tersebut, ia melanjutkan dibagi menjadi tiga jenis pembinaan yaitu, Bina Keluarga Balita (BKB) Bina Bina Keluarga Remaja (BKR) Bina Keluarga Lansia (BKL).
“Dalam melakukan tiga pembinaan tersebut harus dipadupadankan denga delapan fungsi keluarga yaitu, agama, sosial, cinta kasih, perlindungan, ekonomi, pendidikan, pelestarian lingkungan dan reproduksi,” pungkasnya.
(Budi)