BANDUNG, FOKUSJabar. co. id : Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BKKBN diselenggarakan di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, Jumat (5/10/2018).
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung, Jajang Rohana mengatakan, tujuan dibentuknya keluarga adalah untuk menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera dengan 2 anak cukup.
” Untuk menciptakan keluarga tersebut, diciptakan sesuai dengan 8 fungsi keluarga. Yakni, agama, sosial, cinta kasih, perlindungan, ekonomi, pendidikan, pelestarian lingkungan dan reproduksi,” katanya.
Menurut dia, dengan tercapainya 8 fungsi keluarga tersebut, maka akan tercipta keluarga yang sehat, generasi yang sehat, dan SDM yang berkualitas.
Anggota DPR RI Komisi IX DPR RI, Adang Sudrajat menambahkan, pemerataan penduduk saat ini tidak terkendali. Maka untuk itu, pemerintah membentuk program keluarga berencana.
” Hal ini bertujuan untuk pemerataan penduduk karena akan mempengaruhi kesejahteraan penduduk atau keluarga yang ada dimasyarakat itu sendiri. Tujuan dari fungsi keluarga yang pertama adalah agama. Dimana agama menjadi peran penting membentuk karakter keluarga itu sendiri,” jelasnya.
Selain itu, Ketua Bidang Pelayanan KB BKKBN Provinsi Jawa Barat, Haki mengungkapkan, tahun 1994 BKKBN adalah badan koordinasi. Kini sudah menjadi badan kependudukan dan mencatat setiap hari banyak yang melahirkan.
Dia juga menambahkan, pelayanan KB tidak hanya untuk perempuan atau ibu ibu saja, tapi juga dikhususkan kepada bapak- bapak.
“Apabila bapak-bapak tidak ingin memasang alat KB baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, maka harus mempunyai peranan penting dengan cara menjamin kesehatan keluarga tersebut agar terciptanya keluarga bahagai dan sejahtera,” jelasnya.
Perwakilan OPD KB Kabupaten Bandung, Ade menjelaskan, sudah ada 80 persen masyarakat yang menggunakan KB. KB itu ada yang jangka panjang, dengan jangka panjang pertumbuhan penduduk bisa di kendalikan, agar peserta kb tersebut bisa bahagia dan sejahtera.
” Di KB ada program penundaan anak pertama. Anak pertama di tunda karena banyaknya pernikahan anak usia dini,” singkatnya.
(Budi/Bam’s)