BOGOR, FOKUSJabar.id: Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat menggelar Sosialisasi Program Kependudukan Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Desa Pasir Muncang, Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor, Minggu (30/09/2018).
Sosialisasi ini dihadiri oleh perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat yang diwakili Humas BKKBN Jawa Barat Patauli Siregar, Eni Kuswati selaku Kabid OPDKB kabupaten Bogor dan juga anggota DPR RI Komisi IX Nurmansah Efendi Tanjung.
Anggota komisi IX DPRI Nurmansah E Tanjung Sebelum mengisi acara mengajak untuk meneriakan salam lima jari sebagai bentuk semangat nasionalisme kepada peserta salam Acara KKBPK yang di selenggarakan oleh BKKBN Jawa Barat, yang berarti jari lima adalah Pancasila.
Nurmansyah mengatakan tujuan acara ini paling utama adalah untuk silaturahmi sesama manusia.
“Sebagai perwakilan rakyat, saya harus terjun langsung ke masyarakat untuk mensosialisasikan program KKBPK ini sekaligus memantau langsung perkembangan dilapangan. Sejarah KB sejak era suharto sudah ada tapi program tersebut masih jalan di tempat, 14 januari 2016 jokowi mencanangkan program KB nasional sampai ke tingkatan desa seluruh Indonesia. Dan pada tahun ini alhamdulilah program ini sedang berjalan memasuki desa – desa,” katanya.
Menurut ia, sekitar ribuan program KB akan menyentuh wilayah Jabar.
Tujuan utama program ini bagaimana menciptakan keluarga sejahtera dan membatasi angka kependudukan.
“Ada delapan fungsi keluarga yang meliputi fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi pembinaan lingkungan,” bebernya.
Sementara itu, perwakilan BKKBN Provinsi Jabar Pitauli Siregar mengungkapkan BKKBN mempunyai program yaitu KKBPK (Kependudukan, Keluarga Berencana, Pembangunan Keluarga).
“Prinsipnya Program KKBPK mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera dengan melaksanakan delapan fungsi keluarga. Penerapan fungsi keluarga ini membantu keluarga lebih bahagia dan sejahtera, terbebas dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan,” katanya.
Selain itu, Patauli juga menghimbau usia produktif pernikahan untuk wanita adalah 21 tahun sedangkan pria 25 tahun. Patauli mengingatkan kepada peserta tentang usia pernikahan yang ideal.
Kabid OPDKB kabupaten Bogor Eni menegaskan, inti dari program sosialisasi adalah salah satu cara sederhana untuk membantu kesejahteraan anggota keluarga.
“Dengan itu maka setiap pasangan yang baru menikah harus merencanakan untuk memiliki 2 anak,” tegasnya.
Eni juga memberitahukan kepada peserta bahwa ada 7 alat kontrasepsi yaitu, Kondom, Spermatisida, Vagina diafragma, Pil KB, Suntik KB, Umpat dan IUD.