BANDUNG, FOKUSJabar.id: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) akan fokus melakukan koordinasi dengan seluruh unsur terkait di Jawa Barat pada 100 hari pertama kepemimpinannya.
Emil bahkan akan mendatangi satu per satu lembaga terkait, baik di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mau pun vertikal. Emil mengakui bahwa dirinya tidak akan bisa langsung bekerja tanpa melakukan hal ini.
“Di mana-mana, nggak mungkin bisa langsung tune in,” kata Emil seusai serah terima jabatan dengan Penjabat Gubernur Jawa Barat M. Iriawan, di Gedung Sate, Bandung, Kamis (6/9/2018).
Dalam serah terima jabatan itu, Emil dan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum disambut oleh Iriawan dan unsur pimpinan lainnya di Pemprov Jabar. Dalam pengoordinasian itu, Emil akan berkunjung ke lembaga vertikal seperti kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan Kodam III/Siliwangi.
Selain itu, dia pun akan berkenalan dengan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) yang kini berada di bawah kepempinannya.
“Saya akan keliling ke dinas-dinas,” kata dia.
Tidak hanya itu, dia pun berjanji akan lebih intensif berkomunikasi dengan bupati/wali kota di Jabar untuk memaksimalkan program dan pembangunannya. Emil pun akan membuat grup WA untuk meningkatkan komunikasi antara dirinya dengan kepala daerah.
“Komunikasi ini yang tidak saya rasakan selama lima tahun terakhir,” jelas dia.
Dia pun berjanji akan menempatkan bupati/wali kota sebagai mitra kerjanya, bukan sebagai bawahan. Untuk menyerap aspirasi masyarakat, pihaknya akan membentuk tim untuk merespons permintaan masyarakat. Tim yang disebut ‘Quick Respons’ itu akan menghimpun dan menyerap keluhan masyarakat.
Kendati begitu, dirinya menyebut bahwa saat ini telah menyiapkan program yang sudah bisa diaplikasikan kepada masyarakat, khususnya untuk meningkatkan perekonomian warga.
“100 hari pertama ini sudah bisa satu desa satu perusahaan, satu pesantren satu produk,” jelas dia.
Pihaknya pun sudah menyiapkan aplikasi untuk meningkatkan digitalisasi di desa. Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan memberikan satu telepon seluler pintar (Smartphone) kepada setiap kepala desa.
Nantinya, kepala desa akan melakukan digitalisasi, seperti dalam perdagangan. Dengan begitu, kepala desa bisa menyerap hasil petani, kemudian menjualnya secara online,” tutur dia.
(LIN)