BANDUNG, FOKUSJabar.id : Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Porserosi) Jawa Barat menyayangkan terkait rencana pembatasan usia atlet untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020. Wacana pembatasan usia sendiri muncul pada saat pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Porserosi 2018 di Malang, Jatim, beberapa waktu lalu.
Ketua Pengprov Porserosi Jabar, Erry Sudradjat menilai jika keputusan PB melakukan pembatasan usia belum tepat jika akan diterapkan pada PON XX tahun 2020 mendatang di Papua. PB Porserosi sendiri berencana membatasi usia atlet sepatu roda yang akan berlaga di PON XX tahun 2020 di Papua yakni maksimal 26 tahun.
”Seharusnya, pembatasan usia ini dilakukan jauh-jauh hari. Bukan pada saat ini, dimana gelaran PON kurang dari dua tahun lagi,” ujar Erry saat ditemui di GOR KONI Kota Bandung, Minggu (22/7/2018).
Erry menambahkan, beberapa daerah sendiri sudah melakukan persiapan untuk menghadapi PON XX tahun 2020 mendatang dengan stok atlet eks PON XIX tahun 2016 lalu. Untuk itu, sudah dipastikan jika ada beberapa atlet yang sudah disiapkan daerah-daerah kemungkinan tidak bisa bermain di PON XX.
“Apalagi beberapa provinsi akan menggelar Porda di tahun ini dan atau tahun depan sebagai persiapan awal untuk menghadapi PON XX, termasuk di Jabar. Kalau pembatasan usia itu diberlakukan jauh-jauh hari, kita kan bisa terapkan juga pembatasan usia di Porda,” terangnya.
Untuk itu, Erry berharap ada keputusan lain yang diambil PB terkait pembatasan usia tersebut. Salah satunya dengan pembatasan usia hanya di nomor tertentu atau setiap kontingen daerah diperbolehkan mengirim atlet yang berusia diatas 26 tahun dengan jumlah tertentu.
“Kasihan daerah-daerah yang sudah membina dan mengeluarkan biaya untuk persiapan menghadapi PON XX. Secara prinsip kita setuju dengan pembatasan usia ini, tapi harus ada program jelas untuk atlet yang sudah melampaui batas usia dan masih berprestasi. Sayang kalau atlet masih berprestasi tapi sudah tidak bisa lagi berkompetisi di tingkat nasional maupun internasional,” tegasnya.
(ageng/DAR)